Jumat 08 Jan 2021 08:52 WIB

Jelang PPKM Jawa-Bali, Ganjar: Bekerja Bangun Ekosistem Baru

Dalam rangka penanganan pandemic Covid-19 memang harus mengambil skala prioritas.

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Pengunjung memilih sejumlah produk yang dijual dalam program diskon akhir tahun di sebuah pusat perbelanjaan modern di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa  (29/12/2020). Sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Semarang menggelar berbagai program potongan harga hingga 80 persen untuk berbagai produk seperti pakaian, sepatu, dan tas sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan serta jumlah pengunjung pusat perbelanjaan yang anjlok selama pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Pengunjung memilih sejumlah produk yang dijual dalam program diskon akhir tahun di sebuah pusat perbelanjaan modern di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/12/2020). Sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Semarang menggelar berbagai program potongan harga hingga 80 persen untuk berbagai produk seperti pakaian, sepatu, dan tas sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan serta jumlah pengunjung pusat perbelanjaan yang anjlok selama pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Para pelaku ekonomi di Jawa Tengah diharapkan bisa tetap beraktivitas namun dengan membangun ekosistem baru (daring). Sehingga di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa- Bali roda perekonomian mereka tetap bisa menggeliat.

Hal ini ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyikapi kemungkinan munculnya dampak ekonomi, dari kebijakan PPKM yang bakal diberlakukan sebagai langkah untuk mengendalikan laju penyebaran Covid-19.

Menurut Ganjar, langkah yang diambil pemerintah dengan menerapkan PPKM Jawa- Bali sudah tepat. Sebab dalam rangka penanganan pandemic Covid-19 memang harus mengambil skala prioritas. “Kita mesti ambil skala prioritas, mau jalan dua- duanya masih sulit,” ungkapnya, pada talkshow daring ‘Implementasi PPKM Jawa- Bali; Kesiapan Pemerintah DIY dan Jawa Tengah’, di ruang kerjanya, Kamis (7/1).   

Sebab, jelas gubernur, kalau penyebaran Covid-19 bisa ditekan dan terus kemudian ekonominya bergerak tinggi belum terlalu ideal dalam konteks hari ini. Bahkan dalam situasi pandemi yang belum terkendali seperti sekarang ini tidak bisa lagi membicarakan dampak ekonomi, kecuali memutar otak untuk menghentikan laju penyebaran penyakit tersebut.

Maka edukasinya adalah dengan mengajak pelaku ekonomi untuk tetap beraktivitas namun dengan membangun ekosistem baru. “Dalam hal ini dengan memanfaatkan peluang berbasis online,” tegasnya.

Hal yang sama, lanjut Ganjar, juga akan berlaku untuk sektor pariwisata. Menurutnya saat ini juga sudah tidak bisa lagi untuk berbicara positif, bahwa semua (aktivitas wisata) akan baik- baik saja.

Pariwisata hari ini tetap akan rugi dan itu harus diomongkan dan jangan tipu- tipu lagi karena itu tidak mungkin. “Dengan menyampaikan fakta sebenarnya, lanjut gubernur, dunia usaha akan lebih memahami bahwa situasinya saat ini memang tidak mudah,” tegasnya.

Ia mengambil mengumpamakan, apabila seluruh masyarakat mau diajak disiplin, dengan tetap di rumah selama 2 x 14 hari, situasinya akan berbeda.“Artinya satu bulan harus disiplin bersama,  jangan-jangan ini akan jauh bisa menyelesaikan dan kemudian kepentingan semuanya akan bisa lebih baik. Nanti di 14 hari ke-3 akan bisa dilihat hasilnya,” kata Ganjar.

Ia juga menyampaikan, di masa pandemi seperti ini yang dibutuhkan memang pengorbanan dari seluruh komponen. Apalagi, masyarakat Indonesia sudah ‘belajar’ hidup berdampingan dengan pandemi selama se-tahun yang lalu. Artinya, satu bulan saja untuk kepentingan bersama—mengendalikan penyebaran Covid-19 bisa atau tidak.

“Makanya edukasi ini kita sampaikan kepada mereka dengan pembatasan di tempat destinasi, hotel, restoran dan semuanya tempat yang mesti kita lakukan. Suka tidak suka, mau tidak mau kitaharus berkorban,” katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement