REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pejabat-pejabat dan partai politik Israel mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tidak memberikan komentar mengenai penyerbuan massa pendukung Donald Trump ke Capitol Hill. Middle East Monitor melaporkan mereka menyuarakan kekhawatiran peristiwa itu dapat terjadi di Israel.
"Netanyahu harus menghubungi temannya Donald Trump untuk memberitahu kejadian itu tidak akan terulang di Israel," kata anggota Knesset, parlemen Israel, Orna Barbivai, seperti yang terjemahkan Shehab News Agency, Jumat (8/1).
"Apa yang terjadi di Washington dapat terjadi di Israel satu hari setelah pemilihan, karena Netanyahu melanjutkan hasutannya terhadap pengadilan," kata anggota Knesset lainnya, Eli Avidar.
Anggota Knesset Ofer Shelah mengatakan apa yang terjadi di AS sebagai negara demokrasi terkuat mengindikasi satu orang dapat menekan fondasi sebuah negara. Karena itu, menurutnya, sistem demokrasi Israel harus dilindungi sebelum terlambat.