REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kota Bogor menjadi salah satu wilayah yang diwajibkan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) 11-25 Januari mendatang. Menanggapi wacana pemerintah pusat ini, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim akan mensosialisasikan peraturan baru ini kepada para sektor usaha.
"Sempat dibahas dengan Pak Wali, tentu kita harus persiapkan sosialisasi kepada masyarakat dan dunia usaha terkait kebijakan ini," kata Dedie, Jumat (8/1).
Dedie melanjutkan, sektor ekonomi akan menjadi bagian yang paling terdampak, walaupun Kota Bogor sudah menetapkan target pendapatan asli daerah (PAD) 2021 sebesar Rp 966,91 miliar. Dampak dari PSBB ini, akan berpengaruh kepada target Kota Bogor yang sudah tertuang di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021 Kota Bogor.
Terkait hal tersebut, Dedie mengatakan pandemi dan ekonomi memang tidak bisa berjalan berdampingan. Idealnya, pandemi dituntaskan dengan pemulihan ekonomi.
"Tapi hitungan Pemerintah Pusat untuk menghindari 'outbreak' yang dapat berdampak lebih luas pada kerusakan ekonomi yang lebih parah harus kita apresiasi dan dukung," ujarnya.
Untuk itu, Dedie meminta masyarakat Kota Bogor dan seluruh stake holder yang ada, agar patuh dan siap menjalani PSBB. Dia ingin PSBB ini menjadi ikhtiar bersama warga Kota Bogor.
"Apalagi 11 sampai 25 Januari bila kita disiplin dan kompak, Insyaallah puncak pandemi yang diprediksi masih berada di pertengahan tahun tidak akan terjadi. Ini harus menjadi ikhtiar bersama, karena kalau kita jalan sendiri tidak bakal efektif," tuturnya.
Sementara itu, Dedie mengatakan, kondisi Kota Bogor semdiri makin mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, pada pekan ini, kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Kota Bogor sudah mencapai 87,4 persen.
Di mana, 520 dari 595 TT yang tersedia di 21 rumah sakit telah terisi. Sementara itu, untuk tempat isolasi pasien tanpa gejala (OTG) di BNN Lido, sudah terisi sebanyak 63 persen, atau 63 dari 100 TT.
"Memang benar saat ini laju peningkatan kasus penularan cukup tinggi sementara daya tampung RS semakin sedikit," tukasnya.