REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Aston Villa akan menjamu Liverpool di gelaran Piala FA di Villa Park, Birmingham, Sabtu (9/1) dini hari WIB. Namun perjamuan itu tidak melibatkan pemain inti dan manajer Aston Villa, Dean Smith.
Aston Villa akan menggunakan pemain U-23 mereka dan dipimpin oleh manajer tim U-23, Mark Delaneyl, untuk melawan tim juara Liga Primer Inggris musim lalu ini. Itu terpaksa Villa lalukan menyusul adanya kasus Covid-19 yang mendera the Villans.
Dilansir dari laman Goal International, sejumlah pemain senior dan staf diketahui terjangkit Covid-19 pada Senin (4/1). Setelah menjalani isolasi mandiri hasil yang keluar pada Kamis (7/1), menunjukkan pemain dan staf itu masih terjangkit Covid-19.
Artinya, tim utama Aston Villa tidak bisa melakukan sesi latihan H-1 jelang melawan the Reds. Kekhawatiran sempat muncul karena pertandingan harus dibatalkan. Bahkan Villa bisa saja terpaksa mengundurkan diri karena sedikitnya jadwal yang tersedia untuk dibuat penjadwalan ulang.
Penggunaan tim muda bukan hal yang pertama kali terjadi, sebelumnya Derby County telah terlebih dahulu melakukan hal serupa saat bertemu Chorley setelah dalam timnya diketahui ada yang terjangkit Covid-19. Sehingga pemain senior dan manajer mereka, Wayne Rooney terpaksa menjalani isolasi mandiri.
Di sisi lain, Liverpool akan tetap berangkat ke Birmingham. Manajer Liverpool, Jurgen Klopp memastikan timnya tidak memiliki pemain dan staf yang terjangkit Covid-19. Meski sebenarnya masih ada hasil pemeriksaan yang belum juga keluar.
"Kami 100 persen tidak memiliki kasus (Covid-19) saat ini. Tetapi tes kemarin hasilnya belum keluar, sampai saat ink semuanya baik-baik saja," kata Klopp.
Villa menjadi klub berikutnya di Liga Primer yang timnya terpapar Covid-19. Sebelumnya laga Newcastle melawan Aston Villa pun ditunda karena adanya yang positif di tempat latihan Newcastle. Ada juga Manchester City yang terpaksa menunda laga karena ada pemain dan staf yang terjangkit Covid-19.
Liga Primer Inggris mencatatkan adanya jumlah positif tertinggi dengan 40 kasus di lingkungan Liga Premier. Lonjakan jumlah ini menyusul dengan tingginya kasus di Inggris dan didorong dengan varian penyakit baru yang lebih cepat menular.
Inggris disebut akan memberlakukan kembali lockdown pada Senin pekan mendatang. Meskipun olahraga elit le seperti Liga Primer tetap diizinkan untuk berlanjut.
Pembicaran tentang permintaan berhentinya kompetisi pun disuarakan. Namun Liga Premier bersikeras bahwa mereka mampu menjaga protokol kesehatan ketat baik di tempat latihan maupun di stadion.