Jumat 08 Jan 2021 17:56 WIB

Lelang Eksekusi Dominasi Kinerja Lelang Sepanjang 2020

Kontribusi lelang ekskusi tahun ini 92 persen sementara tahun lalu hanya 30 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Fuji Pratiwi
Mobil Mercedes hasil rampasan dilelang (ilustrasi). Kementerian Keuangan mencatat, lelang eksekusi mendominasi kinerja lelang oleh DJKN Kemenkeu pada 2020.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Mobil Mercedes hasil rampasan dilelang (ilustrasi). Kementerian Keuangan mencatat, lelang eksekusi mendominasi kinerja lelang oleh DJKN Kemenkeu pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (DJKN Kemenkeu) mencatat, lelang eksekusi mendominasi kinerja lelang yang dilakukan Pejabat Lelang (PL) Kelas I atau pegawai Kemenkeu sepanjang tahun lalu. Totalnya mencapai Rp 8,04 triliun atau 92 persen dari keseluruhan lelang yang dilakukan Kemenkeu, Rp 8,65 triliun.

Lelang eksekusi sendiri merupakan lelang untuk melaksanakan putusan atau penetapan pengadilan, beberapa dokumen yang dipersamakan dengan itu dan/atau melaksanakan ketentuan dalam undang-undang.

Baca Juga

"Termasuk di dalamnya lelang dari hak tanggungan kredit macet bank swasta dan pemerintah, termasuk juga lembaga nonperbankan," kata Direktur Lelang DJKN Kemenkeu Joko Prihanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (8/1).

Bila dibandingkan dengan keseluruhan realisasi lelang tahun lalu yang sebesar Rp 26,19 triliun, kontribusi lelang eksekusi mencapai 30 persen. Kontribusi lelang Barang Milik Negara (BMN) juga terbilang kecil, yakni Rp 500 miliar.  

Sementara itu, lelang dari pihak swasta atau kerap disebut non eksekusi sukarela PL Kelas II mendominasi dengan nominal Rp 13,48 triliun. Artinya, lelang swasta berperan lebih dari 50 persen dari pencapaian lelang tahun lalu.

Secara keseluruhan, realisasi pokok lelang pada tahun lalu turun hampir tiga persen dibandingkan 2019 yang mencapai Rp 27 triliun. Penurunan dikarenakan adanya pembatasan kegiatan tatap muka untuk menekan laju penyebaran Covid-19, termasuk saat lelang.

Meski menurun, Joko mengatakan, realisasi lelang tahun lalu merupakan sebuah pencapaian besar di tengah pandemi. Pada Juni saja, kinerja lelang baru menyentuh angka Rp 3 triliun yang kemudian terus tumbuh seiring pemanfaatan teknologi dan informasi (IT).

"Saya surprise sampai akhir tahun bisa bertransaksi Rp 26,1 triliun dari prediksi kami hanya Rp 25 triliun. Ini angka luar biasa, membanggakan," kata dia.

Penggunaan IT secara lebih luas pada masa pandemi menjadi faktor utama kinerja lelang masih berada dalam jalur target. Salah satunya dengan keputusan untuk melaksanakan transaksi lelang tanpa kehadiran penjual.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement