Jumat 08 Jan 2021 17:59 WIB

Obat Artritis Bisa Kurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19

Jika diberikan berbarengan dengan deksametason, obat artritis lebih manjur lagi.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang perawat menyiapkan suntikan untuk pasien Covid-19 di ICU Rumah Sakit Nasional di Itagua, Paraguay, Senin, 7 September 2020. Inggris akan mulai memberikan obat arthritis untuk pasien Covid-19.
Foto: AP/Jorge Saenz
Seorang perawat menyiapkan suntikan untuk pasien Covid-19 di ICU Rumah Sakit Nasional di Itagua, Paraguay, Senin, 7 September 2020. Inggris akan mulai memberikan obat arthritis untuk pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat yang biasa dikonsumsi penderita artritis (radang sendi), yakni tocilizumab dan sarilumab, ternyata mampu mengurangi risiko kematian akibat Covid-19 serta mengurangi waktu perawatan intensif di rumah sakit hingga 10 hari. Pasien Covid-19 di bangsal perawatan intensif akan mulai menerima obat itu mulai Sabtu, setelah panduan resmi dikirim ke NHS Trusts pada Jumat.

Obat itu diizinkan untuk dikonsumsi setelah hasil dari uji klinis REMAP-CAP yang didanai pemerintah menunjukkan bahwa kedua obat tersebut mengurangi risiko kematian sebesar 8,5 persen. Syaratnya, obat diberikan kepada pasien dalam satu hari setelah memasuki perawatan intensif, bersama dengan kortikosteroid, seperti deksametason.

Baca Juga

Penelitian yang dipublikasikan pada Jumat menunjukkan, obat itu dapat mengurangi risiko kematian hingga 24 persen jika diberikan kepada pasien dalam waktu 24 jam setelah mereka memasuki perawatan intensif. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut, penelitian ilmiah di negaranya kini telah berkontribusi pada penciptaan lebih banyak perawatan baru, yang bisa menyelamatkan lebih banyak jiwa.

"Dan perawatan baru itu telah melewati uji klinis yang ketat,” ungkap Johnson dalam konferensi pers di Downing Street kemarin malam.