REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Selnov, pemuda berusia 23 tahun merupakan mualaf berdarah Toraja. Dia berasal dari keluarga yang taat beragama.
"Sejak kecil saya tidak menerima dengan akal sehat ajaran agama sebelumnya terutama tentang konsep ketuhanan,"ujar dia, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.
Orang tuanya menganut agama dengan aliran tertentu. Namun untuk mencari kebenaran sesuai keyakinan Selnov berusaha mempelajari konsep ketuhanan di aliran lain di dalam agama yang sama.
Ternyata setelah mempelajarinya, dia belum juga mendapatkan kebenaran tentang konsep ketuhanan. Hal itu berlangsung selama dia sekolah menengah.
Setelah lulus SMA, pemuda asal Kendari ini, merantau ke Pulau Jawa pada 2015 untuk kuliah. Kemudian dia mengenal ada agama lain, yakni Islam dari teman-teman kuliahnya. Namun selama pencarian keyakinan, dia memutuskan untuk tidak beragama sejak 2017.
Dia kemudian mengunduh aplikasi Alquran terjemahan untuk mempelajari lebih dalam. Saat membuka aplikasi tersebut, bacaan yang ditemukan pertama kali di dalam Alquran bukan ayat Alquran tetapi asmaul husna.
"Pada deretan Asmaul Husna saya menemukan nama Allah, Al Hayyu Yang Mahahidup. Berarti Tuhan tidak pernah mati, jika Tuhan mati saat manusia bernapas siapa yang memberikan napas. Di sinilah konsep Tuhan mati di agama sebelumnya tidak sesuai keyakinan saya,"jelas dia.
BACA JUGA: Jika Waktu Sholat Subuh Terlewat, Apa yang Harus Dilakukan? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad