Sabtu 09 Jan 2021 13:48 WIB

Ratusan Ekor Babi di Flores Timur Mati Mendadak

Ternak babi milik warga di NTT mati diduga terserang virus demam babi Afrika.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kandang peternakan babi (ilustrasi).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Kandang peternakan babi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ratusan ekor babi yang diternak warga Kecamatan Ile Boleng di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan mati mendadak diduga akibat terserang virus demam babi Afrika (African swine fever).

"Benar, banyak ternak babi warga yang mati mendadak belakangan ini karena diserang penyakit yang gejalanya menyerupai serangan virus demam babi Afrika," kata Camat Ile Boleng, Yonas Sapakoly ketika dihubungi dari Kota Kupang, NTT, Sabtu (9/1).

Dia mengatakan, jumlah ternak babi yang mati mendadak diperkirakan sudah lebih dari 200 ekor yang tersebar di desa-desa Ile Boleng yang lebih dominan di Desa Beda Lewun dan Desa Lewopao. Yonas mengatakan, kondisi serangan penyakit ternak ini sangat memprihatinkan karena merugikan warga yang selama ini memelihara ternak babi untuk menunjang kebutuhan hidupnya.

Mengenai upaya penanganan, menurut Yonas, sejumlah petugas dari dinas terkait di kabupaten sudah turun langsung ke lapangan untuk melakukan penanganan, salah satunya dengan penyuntikan ternak. "Penyakit yang menyerang babi ini memang diduga karena virus demam babi Afrika karena gejalanya mirip seperti tubuh ternak yang berwarna merah," katanya.

Yona mengatakan, pihaknya juga telah memberikan imbauan kepada warga atau peternak agar ketika ada ternaknya yang mati mendadak lagi maka langsung menghubungi pihak desa untuk diteruskan ke kabupaten. "Kita juga meminta warga agar kalau ada ternaknya yang mati maka dikubur, jangan dibuang ke pantai atau laut," katanya.

Yonas juga mengimbau agar warga peternak juga memperhatikan kondisi pakan maupun kandang agar tetap higienis sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement