REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Badai di Spanyol menewaskan empat orang, melumpuhkan perjalanan, dan menyelimuti ibu kota Madrid dengan begitu banyak salju pada Sabtu (9/1). Kondisi cuaca ekstrem ini ditanggapi beragam oleh warga Spanyol.
Peramal cuaca memperingatkan akan lebih terlihat kondisi semakin ekstrem pada minggu depan setelah Badai Filomena membawa hujan salju terberat dalam beberapa dekade di seluruh Spanyol tengah. "Saya ingin mengulangi seruan pemerintah agar berhati-hati dalam menghadapi evolusi cuaca dalam beberapa jam ke depan," ujar Perdana Menteri, Pedro Sanchez, melalui akun Twitter.
Perwakilan dari Badan Metereologi Negara (Aemet), Julian Morcillo, mengatakan suhu akan turun hingga minus 10 derajat Celcius minggu depan, membawa es yang berbahaya. Salju setebal 20-30 cm salju turun di Madrid, menjadikannya yang terberat di sana sejak 1971.
Wilayah Madrid, tim penyelamat mencapai 1.500 orang terjebak di dalam mobil. Sedangkan di Gran Via yang biasanya macet, penduduk berseluncur salju dan saling melempar bola salju serta ski.
"Sungguh menakjubkan, kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata warga Spanyol bernama Marcos.
Seorang pria dan seorang wanita di dalam mobil tenggelam setelah sungai meluap di dekat Malaga di selatan, sementara dua orang tunawisma mati membeku di Madrid dan Calatayud di timur.
Bandara ibu kota Barajas ditutup mulai Jumat (7/1) malam, sementara secara nasional, lebih dari 650 jalan diblokir. "Tidak ada solusi hari ini," keluh Christopher, seorang warga negara Norwegia yang tinggal di Spanyol, terjebak dengan mobilnya di jalan setelah gagal mencapai penerbangan ke Cile.