REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa temuan terkait jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 dilaporkan ditemukan sejak Ahad (10/1) pagi. Temuan berupa serpihan-serpihan dan bagian tubuh korban dikumpulkan di KRI Kurau-856 dan KRI Teluk Gilimanuk-531.
Berdasarkan laporan pewarta Antara yang mengikuti proses evakuasi, temuan pertama berupa beberapa lempeng bagian pesawat, kabel dari potongan mesin pesawat, dan ban pesawat. Serphan itu dibawa dari lokasi penemuan menuju KRI Kurau-856.
Sejam kemudian, ditemukan lagi serpihan berupa potongan baling-baling dan diduga moncong pesawat. Selain itu, beberapa bagian tubuh korban juga dimasukkan ke dalam satu kantong jenazah. Kantong jenazah dan serpihan pesawat selanjutnya dibawa ke KRI Teluk Gilimanuk-531.
Hingga pukul 11.30 WIB, beberapa potongan pesawat terus ditemukan. Lokasi pencarian di kedalaman 17-25 meter di antara pulau Lancang dan Pulau Laki.
Sebelumnya pada Sabtu (10/1) malam ditemukan juga sebuah parasut seluncur tangga darurat yang diduga milik Sriwijaya Air. Parasut tersebut ditemukan sekitar pukul 20:00 WIB malam kemarin oleh petugas gabungan dari Basarnas, TNI dan nelayan sekitar.
KRI Teluk Gilimanuk-531 hingga kini telah menurunkan tim penyelam dan perahu karet untuk mencari korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. "Kami turunkan secara bertahap dari masing-masing satuan bersama perahu karet," kata Komandan KRI Teluk Gilimanuk-531, Letkol Pelaut (P) Fakhrul di Perairan Pulau Lancang, Ahad.
"Kami turunkan secara bertahap dari masing-masing satuan bersama perahu karet," kata dia.
Fakhrul menjelaskan para penyelam itu diantaranya dari tim Detasemen Jalamangkara (Denjaka), Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir serta Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada.