REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para perajin tahu dan tempe di Kawasan Perum Kopti, Semanan, Jakarta Barat, mengapresiasi langkah cepat jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menstabilkan harga kedelai dengan melakukan produksi besar-besaran selama 200 hari ke depan.
Apresiasi Tersebut disampaikan Ketua Pengurus Kopti Jakarta Barat, Handoko, sehari usai dikunjungi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di kawasan perajin tahu tempe terbesar se-Jabodetabek itu. "Alhamdulillah kita merasa terayomi oleh Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) berserta jajaran yang telah berupaya menstabilkan harga tahu tempe dengan melakukan produksi kedelai lokal pada 200 hari ke depan," ujar Handoko, Jumat (8/1) lalu, seperti dalam siaran persnya.
Menurut Handoko, saat ini produksi tahu dan tempe disambut antusias oleh para perajin Semanan. Mereka optimistis upaya pemerintah perlahan, tapi pasti membuahkan hasil. "Terus terang tadinya kita sudah lesu karena harga mencapai Rp 9.000 lebih. Tapi sekarang, kita harus optimistis karena semua pihak harus bergerak bersama," katanya.
Handoko mengatakan, industri tahu tempe adalah salah satu industri yang sejak lama mampu menopang ekonomi nasional dan memiliki kontribusi besar terhadap ketahanan pangan. Hal ini terbukti dari para karyawannya yang bekerja tidak mengalami nasib PHK meski situasi global tengah dilanda pandemi Covid 19.
"Pertanian memang yang palung kuat. Sampai sejauh ini industri tahu tempe tidak pernah memecat atau mem-PHK karyawan. Sebab semua orang butuh makan tahu dan tempe," katanya.
Karena itu, Handoko berharap, Kementerian Pertanian beserta jajaran terkait bisa mewujudkan cita-cita para perajin tahu tempe yang ingin menjadikan perum Kopti Semanan sebagai lokasi wisata nasional.
"Kita berharap baik Pak Menteri maupun jajaran pemerintah lainnya bisa menjadikan lokasi ini sebagai lokasi wisata tahu tempe nasional," katanya.