Senin 11 Jan 2021 06:50 WIB

Covid-19 Melonjak, Lebanon akan Tutup Swalayan dan Bandara

Dalam 48 jam masyarakat diharapkan dapat mengamankan kebutuhan konsumsi mereka.

Rep: mabruroh/ Red: Hiru Muhammad
 Troll kosong terlihat di terminal kedatangan bandara internasional Rafic Hariri selama pembukaan kembali di Beirut, Lebanon, 01 Juli 2020. Bandara internasional Rafic Hariri telah ditutup selama beberapa bulan karena pandemi penyakit Covid-19 yang sedang berlangsung. Bandara ini akan beroperasi pada kapasitas 10 persen, yang diharapkan dapat mendatangkan sekitar 2.000 wisatawan per hari.
Foto: EPA-EFE / WAEL HAMZEH
Troll kosong terlihat di terminal kedatangan bandara internasional Rafic Hariri selama pembukaan kembali di Beirut, Lebanon, 01 Juli 2020. Bandara internasional Rafic Hariri telah ditutup selama beberapa bulan karena pandemi penyakit Covid-19 yang sedang berlangsung. Bandara ini akan beroperasi pada kapasitas 10 persen, yang diharapkan dapat mendatangkan sekitar 2.000 wisatawan per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT--Kasus Covid-19 terus melonjak di Lebanon. Saat ini, Lebanon tengah memperdebatkan rencana penutupan pasar swalayan dan Bandara untuk menghentikan peningkatan kasus.

Komite penasihat yang menangani pandemi virus Corona di Lebanon, mengeluarkan rekomendasi penutupan bandara internasional Beirut, toko-toko, dan supermarket di tengah lonjakan kasus corona. Rencananya, penutupan hanya akan dilakukan selama satu pekan.

Al-Arabiya menghubungi seorang pejabat senior bandara untuk mengklarifikasi rencana tersebut. Menurut pihak bandara, bahwa petugas bandara masih terus mendorong tes PCR wajib pada saat kedatangan, diikuti dengan setidaknya 10 hari karantina di sebuah hotel."Ekonomi kami tidak dapat menanggung keputusan seperti itu, dan tidak masuk akal untuk menutup bandara karena hanya sekitar 15 hingga 20 kasus virus Corona positif yang tercatat dari luar negeri setiap hari," kata pejabat itu dilansir dari Al Arabiya pada Senin (11/1).

Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon akan membahas lebih rinci mengenai rencana tersebut. Termasuk Menteri kesehatan Lebanon, yang juga akan mengumumkan keputusan untuk mengubah semua rumah sakit pemerintah menjadi rumah sakit khusus Corona.

Media lokal melaporkan, bahwa masyarakat Lebanon akan diberi waktu 48 jam sebelum prosedur baru diberlakukan. Dalam 48 jam itu, masyarakat diharapkan dapat mengamankan kebutuhan konsumsi mereka.

Lebanon telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 dan kematian dalam seminggu terakhir. Negara itu mencatat rekor 5.540 kasus baru dan 17 kematian pada Jumat (8/1).

Lonjakan kasus tersebut terkait langsung dengan kegagalan negara dan warga negara dalam melaksanakan tindakan pencegahan selama perayaan hari raya, ketika pemerintah melonggarkan pembatasan di tengah situasi ekonomi yang memburuk.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement