Senin 11 Jan 2021 06:57 WIB

Arab Saudi: Vaksin Corona tak Disyaratkan untuk Penerbangan

Arab Saudi mencatat tambahan 110 kasus Covid-19 pada Sabtu.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi Dr Mohammed Al-Abd Al-Aly mengatakan, warga Saudi yang meninggalkan Kerajaan setelah 31 Maret 2021 tidak akan membutuhkan vaksin Covid-19 untuk bepergian.
Foto: Saudi Ministry of Media via AP
Juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi Dr Mohammed Al-Abd Al-Aly mengatakan, warga Saudi yang meninggalkan Kerajaan setelah 31 Maret 2021 tidak akan membutuhkan vaksin Covid-19 untuk bepergian.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi Dr Mohammed Al-Abd Al-Aly mengatakan, warga Saudi yang meninggalkan Kerajaan setelah 31 Maret 2021 tidak akan membutuhkan vaksin Covid-19 untuk bepergian. Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi mencabut larangan penerbangan mulai 31 Maret 2021.

“Tidak ada syarat seseorang harus divaksinasi untuk bepergian. Studi ini masih berlangsung. Masalah ini terkait dengan Kerajaan. Negara lain mungkin menerapkan ini, tetapi sejauh ini tidak ada persyaratan di Kerajaan,” kata Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly dilansir dari Arab News, Senin (12/1).

Paspor Kesehatan adalah layanan unik yang dikeluarkan oleh aplikasi Twakkalna Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Otoritas Saudi untuk Data dan Kecerdasan Buatan dan entitas lainnya. Penting bahwa perjanjian penerima vaksin harus didokumentasikan.

Kementerian mencatat 110 kasus virus corona di Arab Saudi pada Sabtu (9/1), meningkatkan jumlah total infeksi menjadi 363.692. Kasus tertinggi ditemukan di Riyadh dengan jumlah kasus sebanyak 40 kasus dilaporkan.

Disusul berikutnya di wilayah Makkah dengan 31 kasus dilaporkan dan wilayah Provinsi Timur dan Madinah menempati posisi ketiga dengan 12 kasus.

Saat ini terdapat 2.024 kasus aktif, 308 di antaranya dalam perawatan kritis. Sedangkan untuk pemulihan, kerajaan mencatat ada 174 pemulihan baru, meningkatkan jumlah pemulihan menjadi 355.382. Tingkat pemulihan Kerajaan tetap stabil di 97,7 persen.

Kerajaan juga mencatat salah satu tingkat kematian terendah dalam beberapa minggu. Hanya empat kematian terkait virus corona baru yang dilaporkan, meningkatkan jumlah kematian menjadi 6.286.

Lebih dari 11,3 juta uji reaksi berantai polimerase telah dilakukan di Kerajaan sejak awal pandemi, dengan 37.043 diselesaikan dalam 24 jam terakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement