Senin 11 Jan 2021 17:00 WIB

Akademi Alquran di Sharjah Sinari Keindahan Islam

Keindahan Islam dimunculkan dengan Akademi Alquran di Sharjah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Akademi Alquran di Sharjah Sinari Keindahan Islam. Foto: Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Akademi Alquran di Sharjah Sinari Keindahan Islam. Foto: Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, SHARJAH -- Istri penguasa wilayah Sharjah sekaligus Ketua Dewan Tertinggi untuk Urusan Keluarga (SCFA), Syaikha Jawaher Bint Mohammed Al Qasimi melakukan kunjungan ke Akademi Alquran di Sharjah, Uni Emirat Arab (UAE) pada Ahad (10/1). Akademi Alquran ini diresmikan pada Desember lalu oleh Syekh Sultan Bin Mohammed Al Qasimi, Penguasa Sharjah.

Akademi Alquran di Sharjah adalah kompleks terbesar yang didedikasikan untuk Islam dan ajarannya di dunia. Di dalamnya terdapat tujuh museum ilmiah dan sejarah yang menawarkan wawasan rinci tentang sejarah penulisan dan kodifikasi ayat-ayat Alquran, mulai dari Era Nabi, dan koleksi manuskrip Alquran yang mencatat evolusi Islam di berbagai negara di seluruh dunia.

Baca Juga

Selain itu, Akademi Alqur'an di dunia ini juga menawarkan berbagai program dan aktivitas untuk para peneliti dan pelajar Alquran modern, termasuk program Maqari'a elektronik global, yang memungkinkan orang untuk mendaftar dari mana saja di dunia untuk mempelajari isnad Alquran. Lebih dari 320 siswa dari 101 negara telah terdaftar dalam program ini.

"Akademi Alquran di Sharjah adalah mercusuar yang menyinari keindahan dan wawasan luas Islam," ujar Syaikha Jawaher dikutip dari gulftoday, Senin (11/1),

Dalam kesempatan itu, Syaikha Jawaher menegaskan kembali tentang kontribusi Alquran bagi perkembangan peradaban manusia selama ribuan tahun. Menurut dia, ajaran dalam Alqur'an telah membuka jalan bagi tonggak penting dan pencapaian manusia dalam kemajuan sains, dan secara positif membentuk sistem nilai dan perilaku, serta memengaruhi berbagai aliran pemikiran dan filsafat.

Karena itu, Syaikha Jawaher mendorong kepada umat Islam di seluruh dunia Islam untuk bangga dengan agama Islam yang toleran dan moderat, serta mengamalkan bimbingan Alquran dan ilmu pengetahuannya.

Menurut dia, Akademi Alqur'an tersebut mewujudkan keinginan Penguasa Sharjah untuk menanamkan kecintaan pada budaya Arab dan Islam di hati orang-orang Muslim, dan memudahkan mereka mengakses sumber pengetahuan, serta membuat mereka lebih dekat dengan Alqur'an.

Dia berpendapat bahwa betapapun kerasnya sebuah bangsa berusaha membangun jati diri modernnya, hal tersebut harus berakar pada pemahaman dan acuan yang komprehensif terhadap budaya mereka agar pembangunan tidak berjalan tanpa arah.

Akademi Alqur'an ini menampilkan museum yang menyimpan koleksi berharga dari salinan Alquran dan manuskrip Islam paling langka, harta karun dan pameran kuno, termasuk Kiswa (penutup) Ka'bah dan tirai Kamar Nabi Muhammad (SAW), serta milik Penguasa Sharjah dan milik para Imam paling terkemuka di Dunia Arab.

Syaikha Jawaher sempat mengunjungi Museum Sejarah Penulisan Alquran. Museum ini menampilkan manuskrip yang didistribusikan lebih dari 15 kubah, yang masing-masing mencatat peristiwa abad Hijriah, sejarah penulisan dan fitur-fiturnya pada saat itu, dan kisah awal wahyu Alquran, metode pelestariannya, serta alat yang digunakan di setiap periode.

Sheikha Jawaher juga mengunjungi Museum of Rare Qurans. Bagian ini terdiri dari salinan langka Alquran dan manuskrip arkeologi, termasuk milik Penguasa Sharjah, 47 Alquran, serta 143 manuskrip Alquran oleh berbagai negara Afrika dan Asia Timur, dan negara lainnya. Museum ini menyimpan 39 salinan Alquran modern dengan berbagai desain dan aksara Islam, yang berasal dari 13 negara Islam.

Syaikha Jawaher kemudian melanjutkan turnya ke Museum of the Recitation Mentors yang menampilkan tokoh-tokoh Alquran terkemuka sepanjang sejarah, pencapaian ilmiah mereka, dan publikasi yang tak ternilai.

Sheikha Jawaher menutup turnya di Museum of the Scientific Miracles in the Holy Quran. Museum ini dilengkapi dengan teknologi terbaru untuk membiasakan pengunjung dengan keajaiban ilmiah dan fakta dalam Alquran, menyoroti harmoni dan inklusivitas ayat-ayatnya. Masing-masing dari 10 bagian museum mencakup salah satu ilmu utama termasuk astronomi, geologi, biologi, dan sains.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement