Senin 11 Jan 2021 09:33 WIB

Upaya Cegah Longsor, Wajib Tanam Pohon di Kemiringan

Pemda dan aparat terkait agar mengantisipasi kawasan miring lebih dari 30 derajat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Kepala BNPB Doni Monardo (kedua kiri) besama Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) meninjau lokasi tanah longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). Kunjungan tersebut guna memetakan kondisi pascalongsor serta memastikan keselamatan warga dan petugas terhadap perkiraan pergerakan tanah dan longsor susulan ketika kondisi hujan.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Kepala BNPB Doni Monardo (kedua kiri) besama Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) meninjau lokasi tanah longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). Kunjungan tersebut guna memetakan kondisi pascalongsor serta memastikan keselamatan warga dan petugas terhadap perkiraan pergerakan tanah dan longsor susulan ketika kondisi hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo berharap kejadian longsor seperti yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tidak terulang. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada kawasan dengan kemiringan yaitu menanam pohon.

“Menanam pohon di kemiringan adalah kewajiban karena tanah itu tidak kuat menahan erosi. Curah hujan tinggi akan membuat mudah longsor,” ujar Doni saat meninjau lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (11/1).

Doni yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menekankan untuk menanam pohon di kemiringan. Di samping itu, Doni menyampaikan bahwa kontur atau morfologi tanah di Jawa Barat berupa kemiringan terjal, jadi jangan menebang pohon. Fungsi pohon sangat baik dalam mencegah bencana tanah longsor. Apabila pohon ditebang, 2-3 tahun kemudian akar akan busuk. Akibat akar busuk dan curah hujan tinggi, air akan masuk disela-sela akar yang mengakibatkan tanah menjadi labil.  "Akibat tanah labil dengan kemiringan tertentu sehingga dengan mudah longsor. Pengetahuan tentang ini belum banyak dimiliki oleh masyarakat kita,” ujarnya.

Saat di lokasi, ia melihat pohon sukun dan aren yang masih berdiri kokoh. Menurutnya, pilihan jenis tanaman yang mempunyai akar kuat, seperti pohon sukun dan pohon aren, akan membantu kekuatan struktur tanah. Doni menyampaikan BNPB akan membantu dalam penyediaan jenis tanaman yang memiliki akar kuat untuk ditanah di kawasan longsor. Terkait dengan potensi bencana hidrometeorologi, Doni menyampaikan bahwa beberapa minggu terakhir ini pemerintah pusat lewat BMKG dan didukung BNPB telah sering sekali mengingatkan seluruh Kawasan untuk memperhatikan dan mencermati informasi-informasi yang dikeluarkan BMKG, terkait cuaca ekstrem. 

Ia meminta pemerintah daerah untuk mengantisipasi secara serius dan saling mengingatkan semua pihak di tingkat daerah, terutama untuk Kawasan dengan kemiringan lebih dari 30 derajat.  “Berdasarkan data yang dimiliki BNPB, hampir setiap tahun wilayah Jawa Barat ini terdampak tanah longsor,” katanya.

Pada Jumat lalu (8/1) BNPB telah meminta BPBD di tingkat provinsi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya banjir dan longsor, khususnya di masa puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021.

Sementara itu, berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait dengan cuaca, sekitar wilayah Kabupaten Sumedang telah terjadi hujan lebat dalam durasi yang cukup singkat. Beberapa wilayah dataran tinggi dengan kemiringan tempat yang cukup signifikan hal ini dapat memicu labilnya tanah dan berdampak longsor. Salah satu wilayah yang menjadi pantauan dalam peringatan dini cuaca ini wilayah Cimanggung. Menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan pada periode Januari hingga Februari 2021, masyarakat diimbau untuk waspada. Pantauan cuaca dapat dilakukan dengan mengakses aplikasi Info BMKG yang dapat melihat prakiraan curah hujan hingga tingkat kecamatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement