Senin 11 Jan 2021 12:56 WIB

Menteri Austria Mundur Tersandung Isu Plagiarisme

Christine Aschbacher mengundurkan diri dari jabatan menteri tenaga kerja.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Plagiarisme
Plagiarisme

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH - - Menteri Tenaga Kerja Austria, Christine Aschbacher, telah mengundurkan diri dari jabatan setelah tuduhan menjiplak beberapa tugas akhir dalam mendapatkan gelar akademiknya. Hanya saja, dia menolak tuduhan itu. Dia mengatakan alasan pengunduran diri untuk melindungi keluarganya.

Aschbacher mengatakan bahwa telah menulis disertasi dan tesisnya sesuai  pengetahuan dan keyakinannya. "Permusuhan, agitasi politik, dan penghinaan sayangnya tidak hanya diturunkan pada saya, tetapi juga pada anak-anak saya, dan dengan kekuatan yang tak tertahankan," katanya.

Baca Juga

Tekanan terhadap keluarga membuat Aschbacher akhirnya memutuskan mengundurkan diri. “Saya tidak bisa membiarkan ini berlanjut untuk melindungi keluarga saya. Karena alasan ini, saya mengundurkan diri dari kantor," katanya.

Anggota Partai Rakyat Austria yang konservatif ini diduga menyalin setidaknya seperlima disertasi doktoralnya dari sumber lain. Selain itu, menurut akademisi Stefan Weber, dia juga diduga melakukan hal sama pada potongan tesis diploma.

Menurut akademisi yang mengkhususkan diri dalam plagiarisme ini, Aschbacher telah mengambil setidaknya seperlima dari disertasinya yang berjudul Drafting a Leadership Style for Innovative Companies, dari sumber lain tanpa memberi label kutipan yang tepat.

Aschbacher telah menerjemahkan artikel majalah Forbes dari bahasa Inggris. Dia mengulangi klaim penulis asli yang mengatakan bahwa dia sendiri telah bekerja dengan ratusan tim.

Kanselir Austria, Sebastian Kurz, berterima kasih kepada Aschbacher atas pekerjaannya selama ini. Dia mengatakan pengganti  Aschbacher akan disebutkan pada Senin (11/1).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement