REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran menyebutkan kisah para nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad SAW, sebagai pelajaran berharga sepanjang masa. Kisah-kisah tersebut diabadikan dalam Alquran, salah satunya kisah Nabi Hud, alaihissalam.
Penghianatan yang dialami Nabi Nuh juga dirasakan Nabi Hud. Umat Nabi Hud, Suku Aad adalah suku tertua di dunia dengan peradaban yang maju. Namun, kekayaan yang diberikan pada kaum Aad membuat mereka tamak, lupa diri, dan jauh dari Allah SWT.
Mereka mulai menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, dan Al-Haba. Maksiat pun ikut merajalela. Allah lalu mengutus Hud untuk memperbaiki akhlak dan kelakuan kaum Aad.
وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
"Dan ingatlah [Hud] saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar." (QS Al-Ahqaf: 21).
Dalam Tafsir Al-Quran Al-Adhim Ibnu Katsir, sebagaimana dikutip Sholahuddin Hamid dalam bukunya, Kisah-Kisah Islami, disebutkan kaum ‘Ad benar-benar tidak mau beriman. Mereka tidak mau berhenti berbuat durhaka dan jahat serta berbuat apa saja yang mereka kehendaki. Sifat takabur kaum ‘Ad sudah demikian hebatnya sehingga tidak dapat diubah siapa pun.