Senin 11 Jan 2021 15:17 WIB

Peradaban Maju Kaum Ad dan Pendustaan terhadap Nabi Hud AS

Nabi Hud berdakwah kepada Kaum Ad yang berperadaban maju

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Nabi Hud berdakwah kepada Kaum Ad yang berperadaban maju. Madain Shaleh, Kota Kuno peninggalan dua peradaban.
Foto: http://nabataea.net
Nabi Hud berdakwah kepada Kaum Ad yang berperadaban maju. Madain Shaleh, Kota Kuno peninggalan dua peradaban.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Alquran menyebutkan kisah para nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad SAW, sebagai pelajaran berharga sepanjang masa. Kisah-kisah tersebut diabadikan dalam Alquran, salah satunya kisah Nabi Hud, alaihissalam.  

Penghianatan yang dialami Nabi Nuh juga dirasakan Nabi Hud. Umat Nabi Hud, Suku Aad adalah suku tertua di dunia dengan peradaban yang maju. Namun, kekayaan yang diberikan pada kaum Aad membuat mereka tamak, lupa diri, dan jauh dari Allah SWT. 

Baca Juga

Mereka mulai menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, dan Al-Haba. Maksiat pun ikut merajalela. Allah lalu mengutus Hud untuk memperbaiki akhlak dan kelakuan kaum Aad. 

وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

"Dan ingatlah [Hud] saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar." (QS Al-Ahqaf: 21).

Dalam Tafsir Al-Quran Al-Adhim Ibnu Katsir, sebagaimana dikutip Sholahuddin Hamid dalam bukunya, Kisah-Kisah Islami, disebutkan kaum ‘Ad benar-benar tidak mau beriman. Mereka tidak mau berhenti berbuat durhaka dan jahat serta berbuat apa saja yang mereka kehendaki. Sifat takabur kaum ‘Ad sudah demikian hebatnya sehingga tidak dapat diubah siapa pun.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement