REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir akibat air pasang air laut atau yang dikenal dengan istilah rob melanda tiga desa pesisir di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Senin (11/1). Banjir pun merendam ribuan rumah warga di tiga desa tersebut.
Adapun tiga desa itu, yakni Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun. Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, mengatakan, banjir rob sebenarnya sudah biasa terjadi setiap bulannya. Namun, kali ini rob berlangsung lebih lama dan lebih luas.
"Rob terjadi setiap hari selama 17 hari terakhir. Ini lebih lama dari biasanya," ujar Waminudin, kepada Republika.co.id, Senin (11/1).
Waminudin mengatakan, rob biasanya hanya terjadi tujuh sampai delapan hari setiap bulannya. Yakni, di kisaran berlangsungnya bulan purnama. Namun kali ini, rob tetap terjadi meski sedang tidak terjadi bulan purnama.
Waminudin mengatakan, rob biasanya mulai datang setiap pagi sekitar pukul 05.00 ataupun 06.00 WIB. Setelah itu, rob akan kembali surut pada siang harinya sekitar pukul 11.30 WIB. Ketinggian rob yang menggenangi pemukiman warga pun hanya di kisaran 30 centimeter (cm). "Namun hari ini, rob lebih besar dari biasanya," terang Waminudin.
Waminudin mengatakan, ketinggian rob yang menggenangi permukiman warga hari ini mencapai kisaran 40 cm. Selain itu, meski sebagian sudah surut pada tengah hari, namun tak sedikit rumah warga yang hingga pukul 15.00 WIB masih tergenang banjir.
Waminudin menyebutkan, total lebih dari 1.000 rumah warga di ketiga desa itu yang terendam banjir rob. Selain itu, lebih dari sepuluh gedung sekolah yang juga terendam air, mulai dari gedung TK hingga gedung SMA.
"Meski merasa terganggu, namun warga sudah menganggap rob itu kejadian yang biasa karena memang terjadi setiap hari," tandas Waminudin.