REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI - Angkatan Bersenjata Ethiopia pada Ahad (10/1) mengumumkan tentaranya telah membunuh 15 pemberontak di Tigray dan menangkap delapan pemberontak lainnya. Ethiopian Broadcasting Corporation, saluran televisi pemerintah, menyiarkan salah satu pemberontak yang ditangkap adalah mantan pimpinan Tigray, Abay Weldu.
Informasi itu, yang dikutip dari seorang brigadir jenderal Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia, mengatakan Weldu pernah menjabat sebagai ketua partai Barisan Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Pemerintah Ethiopia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Abiy Ahmed, mengumumkan kemenangan setelah melawan pasukan pemberontak TPLF di Tigray pada 28 November 2020. Tentara pemerintah dan pasukan pemberontak bertempur selama kurang lebih satu bulan.
TPLF merupakan partai politik yang sempat menguasai jabatan strategis di Ethiopia. Walaupun demikian, pucuk pimpinan TPLF berjanji akan meneruskan pertempuran dari pegunungan. Namun, mereka belum dapat dihubungi dalam beberapa pekan terakhir.
Kabar penangkapan dan pembunuhan terhadap pemberontak diumumkan setelah militer pada Jumat (8/1) mengumumkan pihaknya telah menangkap Sebhat Nega, salah satu pendiri TPLF. Ia pada Sabtu (9/1) dibawa ke ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, kata televisi pemerintah.
Abay, yang belum lama ini ditangkap, merupakan kepala daerah di Tigray untuk periode 2010-2018 sampai akhirnya ia digantikan oleh Debretsion Gebremichael. Abay juga menjabat sebagai ketua partai pada periode 2012-2017 dan ia digantikan oleh Debretsion.
Keberadaan Debretsion, anggota komite partai, dan beberapa petinggi di militer Ethiopia sampai saat ini belum dapat diketahui. Serangan udara dan pertempuran di darat berlangsung sejak awal November 2020 di Tigray. Insiden itu diyakini menyebabkan ribuan orang tewas.
Pertempuran masih berlanjut di beberapa daerah. Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan lebih dari dua juta warga membutuhkan bantuan.