Senin 11 Jan 2021 16:36 WIB

RS Penuh, Menkes Pesan OTG Isolasi Mandiri di Rumah

Kemenkes atur mekanisme monitor pasien isolasi mandiri dengan telemedicine.

Petugas merapikan tempat Isolasi mandiri di Kampung Tangguh Semeru perumahan Pucang Indah, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (9/1/2021). Menjelang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali 11-25 Januari mendatang, Polda Jawa Timur kembali merevitalisasi Kampung Tangguh Semeru sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penyebaran COVID-19.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas merapikan tempat Isolasi mandiri di Kampung Tangguh Semeru perumahan Pucang Indah, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (9/1/2021). Menjelang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali 11-25 Januari mendatang, Polda Jawa Timur kembali merevitalisasi Kampung Tangguh Semeru sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra, Antara

Ledakan kasus Covid-19 membuat kapasitas ruang ICU sudah terisi di atas 70 persen. Sampai 10 Januari 2021, jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan di fasilitas kesehatan ataupun isolasi mandiri sebanyak 122.873 orang.

Baca Juga

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, meminta agar masyarakat yang terpapar Covid-19, namun tidak bergejala (OTG) melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi juga bisa dilakukan di tempat lain, selain di rumah sakit.

"Tolong bapak ibu, kalau misalnya bapak ibu tidak demam, dan tidak sesak napas, itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri," kata Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta, Senin (9/1).

Ia mengatakan, rumah sakit masih akan penuh ke depan. "Bapak Ibu rumah sakit itu akan penuh karena memang kasus aktifnya naik 30 persen, yang ingin saya sampaikan kita masih memperhatikan, masih mendengarkan, masih melihat kondisi dari tenaga kesehatan kita, mereka sudah sangat under pressure (tertekan)," kata Budi Gunadi.

Bila masyarakat yang terpapar Covid-19 punya rumah atau kamar sendiri maka isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah atau kamar tersebut. "Kalau bapak ibu tidak punya atau terlalu sesak rumahnya kami nanti akan mengimbau seluruh gubernur kepala daerah agar membuat tempat-tempat isolasi seperti Wisma Atlet, Wisma Haji, asrama dan lain sebagainya atau mungkin hotel-hotel juga baik mumpung sekalian bisa dipakai dan makanannya juga sudah ada fasilitas," ujar Budi Gunadi.

Dia pun mengaku akan membuat mekanismenya agar pasien isolasi mandiri tetap dimonitor oleh dokter-dokter baik melalui telepon langsung maupun telemedicine. "Tapi itu untuk mengurangi beban ke rumah sakit, biarkan teman-teman kita saudara kita yang berat itu yang ditangani di sana," ungkap Budi Gunadi.

Selanjutnya Menkes juga mengimbau agar masyarakat dapat ikut mencegah penambahan pasien terpapar Covid-19 dari sisi hulu dengan selalu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. "Bapak ibu kalau kita lihat banyak video yang berkeliaran menunjukkan orang sudah lupa tiga hal ini penting. Siapa yang akan terkena? Yang terkena adalah teman-teman dan saudara-saudara kita terutama tenaga kerja kesehatan yang sampai saat ini sudah lebih dari 500 meninggal dunia. Tolong bapak ibu sekali lagi saya minta tolong, patuhi protokol kesehatan," ucap Budi Gunadi.

Ia pun meminta agar masyarakat ikut menghormati kerja tenaga kesehatan. "Mari kita hormati rekan-rekan tenaga kerja kesehatan yang sudah mendahului kita agar pengorbanan mereka itu tidak sia-sia. Mereka memerangi pandemi ini dan semoga kita bersama bisa mengatasi pandemi ini," kata Budi.

Puncak lonjakan kasus Covid-19 akibat libur akhir tahun diprediksi pemerintah akan terjadi pada pekan ini atau pekan depan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta masyarakat mengurangi mobilitas dalam dua pekan ke depan. Imbauan ini sejalan dengan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama dua pekan sampai 25 Januari 2021 nanti.

Lonjakan ini, ujarnya, hanya bisa ditekan kembali apabila masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan dan membantu pemerintah menyukseskan PPKM. "Presiden berharap bahwa kegiatan ini (PPKM) diharapkan dalam dua pekan bisa menekan kurva kematian dan penularan. Karena puncaknya masih dalam minggu-minggu ini. Karena ini dua minggu dari liburan panjang," ujar Airlangga.

Airlangga menambahkan, PPKM yang dicetuskan pemerintah pusat telah ditindaklanjuti oleh masing-masing kepala daerah di tujuh provinsi di Jawa-Bali. Total, ada 73 kabupaten/kota yang menjalankan PPKM secara serentak per hari ini hingga 25 Januari mendatang.

Sebagai informasi, PPKM dilakukan oleh daerah yang memenuhi salah satu dari empat kriteria yakni tingkat kasus aktifnya di atas rata-rata nasional, tingkat kematian di atas angka nasional, tingkat kesembuhan di bawah angka nasional, dan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) RS di atas angka nasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement