Senin 11 Jan 2021 19:50 WIB

Pemerintah Diharapkan Suntik Modal Bank Syariah Indonesia

Tanpa injeksi modal, modal inti BSI ada di kisaran Rp 20 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bank Syariah Indonesia
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Bank Syariah Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diharapkan ikut menyuntik modal pada bank hasil merger tiga anak usaha Bank BUMN. Direktur Utama Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan dampak positif dari merger tersebut  akan tergantung dari keseriusan pemerintah memperbesar dan mengembangkan kapasitas bank ini ke depan.

Yusuf berharap agar pemerintah serius mendukung keberadaan Bank Syariah Indonesia dengan menyuntikan modal. Sehingga nantinya, Bank dapat masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, atau kelompok bank-bank bermodal inti terbesar.

Baca Juga

Tanpa injeksi modal, modal inti BSI ada di kisaran Rp 20 triliun yang artinya belum bisa menjadi Bank BUKU IV. "Tentu dampak BSI akan lebih optimal jika modal-nya ditambah agar bisa naik kelas jadi Bank BUKU IV," ujarnya dalam keterangan pers, Senin (11/1).

Yusuf menambahkan, merger Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRISyariah akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi syariah melejit. Sejumlah tren positif terkait perkembangan ekonomi syariah dalam beberapa waktu terakhir dapat menjadi katalis agar industri ini bisa tumbuh pesat pada tahun ini.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement