Senin 11 Jan 2021 21:21 WIB

Polda Lampung Dampingi Psikologi Keluarga Korban SJ 182

Keluarga korban SJ 182 mendapat pendampingan psikologi dari Polda Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Polda Lampung Dampingi Psikologi Keluarga Korban SJ 182. Foto: Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad bersama tim mengunjungi rumah keluarga korban penumpang pesawat Sriwijaya Air di Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, Senin (11/1).
Foto: dok. Humas Polda Lampung
Polda Lampung Dampingi Psikologi Keluarga Korban SJ 182. Foto: Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad bersama tim mengunjungi rumah keluarga korban penumpang pesawat Sriwijaya Air di Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, Senin (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Tim Trauma Healing Polda Lampung memberikan pendampingan psikologi kepada keluarga korban tiga penumpang kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Senin (11/1). Tiga penumpang asal Lampung tersebut, masuk dalam daftar manifest pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta tujuan Pontianak, Sabtu (9/1).

Tim Trauma Healing berasal dari Biro SDM Polda Lampung dan Disaster Victim Identification (DVi) Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokkes) Polda. Pendampingan psikologis dilakukan dengan menyambangi kediaman ketiga keluarga korban di Tiyuh (desa) Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), Lampung, Senin (11/1).

Baca Juga

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pendampingan ini adalah pertolongan pertama psikologis kepada keluarga korban Sriwijaya Air SJ182.

"Psikologi First Aid atau PFA ini dilakukan dengan hadir mendampingi keluarga korban baik secara fisik maupun psilologis," kata Pandra, panggilan akrab Kabid Humas Polda Lampung, Senin (11/1).

Pendampingan ini dilakukan terhadap keluarga Sugino Effendy, Pipit Piyono, dan Yohanes. Sebelumnya, Tim DVI Polda Lampung telah mengambil sampel DNA Ante Mortem keluarga korban yang dibawa ke RS Mabes Polri Jakarta.

Pandra menambahkan, harapan dari pendampingan ini mampu memfasilitasi keluarga korban, dalam menghadapi kecemasan. Hal tersebut yang mungkin muncul saat masih menunggu kabar kejelasan informasi keberadaan keluarganya yang hilang dalam insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut.

"Ada pendekatan khusus kepada para keluarga korban yang sedang menunggu hasil informasi resmi dari DVI," kata Pandra.

Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung AKBP Yuni mengungkapkan, pendampingan dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung melalu proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional keluarga.

"Seperti ungkapan rasa sedih, cemas, marah dan penuh harap dari keluarga kondisi anggota keluarganya yang hilang," kata Yuni.

Yuni menambahkan, layanan dukungan psikososial ini, diharapkan bisa mengurangi beban psikologis keluarga korban agar bisa terus bersabar.

"Dan tetap berdoa terbaik akan nasib para keluarganya atas kecelakaan maut itu seraya mempersiapkan kondisi psikologis keluarga korban untuk menghadapi kemungkinan terburuk mengenai kondisi korban," kata Yuni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement