REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Co-Pilot Fadly Satrianto merupakan salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Ayah kandung Fadly, Sumarzen Marzuki, kenang pertemuan terakhirnya dengan sang putra.
Sumarzen bercerita sebelum dijadwalkan terbang, Fadly menelepon ibunya. Ia pamit lewat telepon.
"Pagi hari sekitar pukul 7, sebelum kecelakaan terjadi, Fadly pamit ke ibunya melalui telepon. Dia bilang akan menumpang pesawat Sriwijaya Air. Rencananya setelah sampai di Pontianak, dia bersama kru Nam Air yang juga ikut dalam pesawat Sriwijaya Air itu, ada jadwal penerbangan sendiri. Tujuannya ke mana dia tidak bilang," ucap Sumarzen.
Menurut Sumarzen, Fadly terakhir pulang ke rumah di Surabaya sekitar dua minggu yang lalu. "Tapi semenjak menjadi Co-Pilot, dia lebih banyak tinggal di hotel. Di rumah hanya sekadar mampir. Apalagi sebagai Co-Pilot kondisinya harus prima. Kalau tinggal di rumah takutnya bangun kesiangan. Sedangkan pekerjaannya menuntut harus sudah siaga di atas pesawat minimal empat jam sebelum terbang," tuturnya.