REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasit FIBA asal Indonesia, Harja Jaladri menilai seharusnya Kompetisi IBL 2021 bisa diselenggarakan bila melihat protokol kesehatan ketat yang sudah disusun dan disimulasikan oleh IBL.
Harja membandingkan dengan pelaksanaan Kualifikasi FIBA Asia yang juga berlangsung secara gelembung di Manama, Bahrain November 2020 dimana Harja juga menjadi salah satu wasit yang bertugas.
"Perencanaan IBL lebih bagus. Hotel dan lapangan berada dalam satu kawasan. Di Bahrain jarak tempuh dari hotel ke lapangan sekitar setengah jam tanpa macet," katanya dilansir laman IBL Indonesia, Selasa (12/1)
Soal tes PCR, IBL juga lebih teliti. "Untuk wasit di Bahrain, PCR dilakukan 72 jam sebelum keberangkatan ke Bahrain dan saat tiba di bandara. Di IBL kita melakukan tiga kali tes PCR. Beberapa hari sebelum masuk gelembung, pas mau masuk gelembung," paparnya.
Protokol antisipasi jika ada yang positif, IBL juga lebih bagus. "Di Bahrain, event tetap berjalan, kalau di IBL berhenti selama tiga hari," tuturnya. "Pada saat pertandingan, protokol kesehatan kurang lebih sama," pungkasnya.