Selasa 12 Jan 2021 07:38 WIB

Setelah Lebih dari 1 Abad, Ford Hentikan Produksi di Brasil

Kebutuhan klien di Brasil akan terpenuhi dengan mobil dari Argentina dan Uruguay.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor akan menutup tiga pabrik di Brasil dan menghentikan produksi mobil di negara Amerika Selatan tersebut.
Foto: EPA-EFE / TANNEN MAURY
Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor akan menutup tiga pabrik di Brasil dan menghentikan produksi mobil di negara Amerika Selatan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor akan menutup tiga pabrik di Brasil dan menghentikan produksi mobil di negara Amerika Selatan tersebut. Rencana ini disampaikan dalam sebuah pernyataan resmi pada Senin (11/1).

Kebijakan tersebut dilakukan seiring dengan pandemi Covid-19 yang telah menambah kapasitas menganggur (idle capacity) secara persisten. "Covid-19 juga telah memperlambat penjualan yang mengakibat kerugian signifikan dalam kurun waktu tahunan," tulis perusahaan, seperti dilansir di AP News, Selasa (12/1).

Baca Juga

Ford juga mengatakan akan mempertahankan kantor pusatnya di Amerika Selatan, pusat pengembangan produk dan tempat proving di Brasil. Ford juga mengatakan, kebutuhan klien mereka di Brasil akan terpenuhi dengan mobil yang bersumber dari Argentina, Uruguay dan wilayah lain.

Perusahaan mengakui, keputusan ini tidaklah mudah diambil mengingat operasional yang sudah berjalan lebih dari satu abad di Amerika Selatan dan Brasil. Tapi, CEO Ford Jim Farley menekankan, langkah tersebut harus dilakukan untuk menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

"Kami beralih ke model bisnis yang ramping dan ringan dengan menghentikan produksi di Brasil dan melayani pelanggan dengan beberapa kendaraan terbaik serta paling menarik dalam portofolio global kami," tutur Farley.

Ford telah memproduksi kendaraan di Brasil selama lebih dari satu abad, namun operasinya telah menguras uang sejak penurunan ekonomi negara itu pada 2013. "Di Brasil, dan Amerika Selatan lebih luas, pasarnya tidak mendukung struktur pengeluaran kami di wilayah tersebut," kata Ford, dilansir di Financial Times, Selasa.

Keputusan Ford merupakan pukulan lain bagi Brasil yang sudah mengalami tekanan ekonomi sejak 2014 dan semakin terpuruk sejak pandemi. Tingkat pengangguran Brasil sudah mendekati 15 persen, angka yang dianggap besar oleh para ekonom.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement