REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pada abad ke-18, para dokter di Kesultanan Turki Utsmani (Utsmaniyah/Ottoman) mulai memperkenalkan metode variolasi ke Eropa Barat. Variolasi merupakan embrio dari metode vaksinasi. Publikasi pertama terkait teknik pencegahan cacar itu muncul pada 1713.
Yakni, tulisan Dr Emanuel Timonius (wafat 1720) berjudul “Historia variolarum quae per instionem excitantur.” Timonius merupakan dokter berkebangsaan Yunani, tetapi pernah bekerja untuk rumah sakit di Istanbul. Artikel ini sempat beredar di beberapa kota di Eropa.
Bahkan, kertas ilmiah ini sampai ke lingkaran The Royal Society—lembaga tempat berkumpulnya kaum terpelajar—di London. Secara garis besar, karya Timonius itu menceritakan, bagaimana masyarakat Istanbul memanfaatkan teknik variolasi untuk mencegah cacar. Artikel itu sempat muncul di jurnal The Royal Society pada 1714.
Ada pula artikel senada, yakni tulisan karya Jacob Pylarini (meninggal 1718) berjudul “Nova et tuta variolas excitandi per transplantationem methodus, Venet.” Isinya menuturkan tentang seorang perempuan Yunani dari Thessaly yang telah melakukan variolasi terhadap 40 ribu orang.
Mirip dengan Timonius, Pylarini pun adalah seorang dokter berkebangsaan Yunani yang pernah praktik di Istanbul. Karyanya juga dikirim ke jurnal The Royal Society London, dua tahun setelah artikel Timonius.