REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Pandemi Covid-19 telah mendorong munculnya kreativitas dan inovasi di dunia usaha. Di antaranya memproduksi barang yang menjadi kebutuhan masyarakat seperti masker. Penjualan masker di tengah pandemi Covid-19 bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah memberi keuntungan hingga ratusan juta rupiah.
Yesya Frita Yeni, seorang pelaku UMKM asal Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang merupakan salah satu yang jeli melihat peluang usaha. Melalui brand Yesya Frita Indonesia, Yesya beralih dari memproduksi tas ke pembuatan masker.
“Awalnya produksi tas, cuma saat pandemi mencoba kreasi lain, yaitu buat masker, ternyata responsnya positif dan jadi keterusan,” ujar Yesya dalam keterangannya, Selasa (12/1).
Dalam memproduksi masker, Yesya melakukan inovasi berupa pembuatan ragam motif yang didesain berbeda daripada umumnya. Motif masker yang diproduksi terbilang unik dan menarik. Diantaranya motif mi instan, pecel lele, mozaik, dan action figure yang menjadi primadona. “Untuk bahan yang digunakan berupa katun printing, jadi setiap masker punya motif yang berbeda. Selain itu, ada juga yang berbahan dasar brokat,” terangnya.
Hingga saat ini, masker produksinya tidak hanya dijual di wilayah Kota Tangerang, tetapi hingga ke luar kota bahkan ke luar pulau, seperti Kalimantan. Yesya menjual masker-maskernya mulai dari Rp15.000 hingga Rp35.000 per buah.
“Dari awal pandemi sampai saat ini, sudah sekitar 4000 lebih masker terjual, ada yang dikirim ke Kalimantan, sekitar Tangerang dan ada bank swasta juga yang pesan,” jelasnya.
Dalam melakukan pemasaran, Yesya memaksimalkan pemanfaatan media sosial. Masker-masker produksinya dipasarkan lewat sejumlah platform, seperti facebook, instagram, dan whatsapp.