REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Melalui kisah Nabi Yunus AS, Allah SWT mengajarkan manusia untuk senantiasa bersabar dan memohon ampun dan petunjuk kepada-Nya.
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ "Maka, kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." (QS Al-Shaaffat ayat 143-144).
Yang dimaksud dengan orang-orang yang banyak mengingat Allah dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang banyak sholat.
Sedangkan, Yunus adalah orang yang memperbanyak sholat di waktu senang maka Allah SWT menyelamatkannya di waktu kesempitan (kesusahan). Nabi Yunus telah melakukannya dengan meratapi segala kesalahannya dan memohon ampun dari perbuatannya itu.
Gambaran ungkapan Nabi Yunus yang mendahulukan kalimat tauhid dilanjutkan dengan tasbih untuk menunjukkan kesempurnaan Allah dan kesuciannya dari segala kekurangan dan kelemahan.
Penggambaran ini juga menunjukkan pengakuan seorang hamba atas dosa yang diperbuatnya. Saad bin Abi Waqqas telah meriwayatkan sabda Nabi SAW:
دعوة ذي النون، إذ دعاوهو في بطن الحوت : أن لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين إنه لم يد ع بها مسلم في شيء قط إلا استجاب الله له