REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memuji kinerja dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dalam mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Saya apresiasi pada RS Polri yang secara sistematis dan aktif mempersiapkan proses pengidentifikasian yang profesional. Harapan Presiden Jokowi untuk bisa memberikan pelayanan bisa berjalan dengan baik," kata Budi usai melakukan kunjungan di RS Polri, Selasa (12/1).
Dalam kunjungan tersebut, Budi Karya didampingi Kepala RS Polri Brigjen Asep Hendradiana, Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena, dan Direktur Operasional PT Jasa Raharja Amos Sampetoding.
Dia mengatakan, dalam kunjungannya tersebut diperoleh informasi RS Polri telah mengidentifikasi 59 DNA dari keluarga korban. Sehingga masih kurang tiga orang dari total korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut.
Hanya saja, menurut dia, berdasarkan informasi dari pihak maskapai Sriwijaya Air, tiga DNA tersebut akan dikirimkan hari ini sehingga lengkap menjadi 62 DNA. "Lalu sudah diterima 56 atau 60 kantong jenazah korban. Itu menunjukkan dalam waktu yang pendek, data-data tersebut bisa disatukan dengan cepat dan terukur," ujar Budi.
Selain itu, Budi menambahkan, RS Polri juga telah menjalankan dengan baik proses kolaborasi untuk mengidentifikasi, merawat, dan menyerahkan jenazah korban Sriwijaya. Apalagi, sambung dia, RS Polri dibantu banyak relawan untuk proses identifikasi jenazah korban dan bantuan psikologi bagi keluarga korban.
"Itu menunjukkan masyarakat Indonesia peduli ketika terjadi musibah. Dan insya Allah ini menjadi bukti kekompakkan pemerintah dan masyarakat berjalan baik," kata Budi.