REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim gabungan pencarian badan pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 yang jatuh pada 9 Januari 2021 telah menemukan salah satu kotak hitam yakni Flight data recorder (FDR). Investigator KNKT Ony Soerjo Wibowo mengatakan FDR dan cockpit voice recorder (CVR) masing-masing dilengkapi dengan baterai Underwater Locator Beacon (ULB).
"Saat ini kedua baterai terlepas dari unitnya. Untuk FDR, unitnya sudah didapatkan tapi untuk VCR unitnya belum didapat," kata Ony kepada Republika.co.id, Selasa (12/1).
Setelah FDR ditemukan, KNKT selanjutnya akan melakukan analisa terhadap salah satu kotak hitam dari pesawat tersebut. Setiap pesawat memiliki dua kotak hitam yakni FDR dan CVR. FDR berisi rekaman data perjalanan pesawat dan CVR berisi rekaman data percakapan pilot di dalam kokpit.
"Kami mohon doa dari semua agar pengunduhan data berjalan lancar. Kita butuh waktu dua sampai lima hari," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Terminal JICT, Selasa (12/1).
Soerjanto mengatakan, KNKT akan menganalisa data terakhir yang terekam di FDR pesawat tersebut apakah berkualitas baik atau tidak. Dia memastikan, KNKT akan menyampaikan secara garis besar data yang ada di dalam FDR setelah selesai mengunduh dan menganalisanya.
"Semoga berjalan lancar dan segera bisa mengungkap misteri apa yang ada di dalam kecelakaan ini," ujar Soerjanto.
Tim gabungan menemukan kotak hitam FDR pesawat Sriwijaya Air hari ini (12/1) pada pukul 16.40 WIB. FDR tersebut ditemukan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.