Rabu 13 Jan 2021 09:06 WIB

Trump Tolak Bertanggung Jawab Atas Serangan Capitol

Trump menolak bertanggung jawab atas insiden penyerangan Capitol.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menolak bertanggung jawab atas insiden penyerangan Capitol .
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menolak bertanggung jawab atas insiden penyerangan Capitol .

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menghadapi dakwaan atas tuduhan menghasut pemberontakan atas penyerbuan Gedung Capitol. 

Trump pun membantah bertanggung jawab atas tindakan kekerasan pendukungnya dan menegaskan pernyataan di hadapan massa sebelum pengepungan adalah hal tepat.

Baca Juga

"Jika Anda membaca pidato saya... apa yang saya katakan benar-benar pantas," kata Trump di Pangkalan Gabungan Andrews ketika ditanya tentang tanggung jawab pribadi yang dimiliki terkait serangan 6 Januari.

Presiden Republik mengatakan, pidato yang mendesak para pendukung untuk berbaris di Capitol dan berperang telah dianalisis oleh orang lain yang tidak disebutkan namanya. Hasil analisis itu menyatakan kalau pidatonya tidak ada masalah.

"Mereka telah menganalisis pidato saya dan kata-kata saya dan paragraf terakhir saya, kalimat terakhir saya dan semua orang berpikir itu benar-benar sesuai," kata Trump sebelum menuju ke Alamo, Texas, untuk mengunjungi dan menandatangani dinding di perbatasan dengan Meksiko.

Trump tidak menjawab pertanyaan sebelum meninggalkan Gedung Putih tentang apakah bertanggung jawab atas kekerasan di Capitol yang menyebabkan kematian enam orang. 

Sebaliknya, dia mengecam para pemimpin Demokrat karena bergerak maju dalam pemakzulan, memperingatkan bahwa hal itu menimbulkan bahaya yang luar biasa bagi negara.

Partai Demokrat di House of Representatives berencana untuk memakzulkan Trump pada Rabu (13/1). Proses ini akan ditahan jika Trump memutuskan mundur atau disingkirkan sebelum itu.

Demokrat mengatakan, pembelaan Trump atas kata-kata dan tindakannya menggarisbawahi urgensi pemecatannya dari jabatannya. "Kurangnya penyesalan Trump hari ini memperjelas bahwa 25 Desember pagi harus dipanggil untuk menyingkirkannya," tulis penasihat mayoritas dalam penyelidikan pemakzulan House pertama, Daniel Goldman, di Twitter. 

BACA JUGA: Cek Fakta: Ratusan Santri Pingsan Setelah Divaksin Covid-19?

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement