REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengingatkan Presiden Iran Hassan Rouhani tentang potensi perang destruktif yang sudah direncanakan di Timur Tengah dan Teluk. Dia mengatakan, semua pejabat harus mencegah terjadinya perang.
"Semua perkembangan, posisi, dan berita yang diterbitkan di berbagai media di seluruh dunia menunjukkan bahwa perang destruktif baru telah direncanakan di Timur Tengah dan Teluk," ujar Ahmadinejad dalam sebuah surat yang ditujukan ke Rouhani dikutip laman Middle East Monitor, Rabu (13/1).
Dia mengingatkan semua pejabat di Iran harus mencegah pecahnya perang dengan mengambil tindakan yang diperlukan dan mendesak. "Saya berharap, Anda sebagai Presiden Republik Islam melakukan segala upaya ke arah ini untuk mencegah pecahnya perang," ujarnya.
Ahmadinejad mengakhiri suratnya dengan menekankan tidak ada keraguan negara-negara di kawasan ini akan berterima kasih kepada para pejabat yang dengan kecerdasan dan rasa tanggung jawabnya akan mencegah kerusakan material dan spiritual yang dapat terjadi karena perang. Sebagai informasi, Ahmadinejad menjabat sebagai presiden keenam Republik Islam Iran dari Agustus 2005 hingga 2013.
Hingga kini, Iran memiliki ketegangan hubungan dengan beberapa negara, seperti dengan Amerika serikat (AS) sejak AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Sejak itu, AS kembali menerapkan sanksi terhadap Iran yang sangat membebani masyarakatnya. Sebagai pembalasan, Iran kerap melanggar kesepakatan Nuklir dengan terus memperkaya uranium.