REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan kekuatan militer paling maksimum dan pencegahan perang nuklir yang lebih besar. Pernyataan ini seiringan dengan komitmen yang disampaikannya pekan lalu untuk memperluas kemampuan militer.
"Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk meningkatkan pencegahan perang nuklir lebih jauh lagi karena kita membangun kemampuan militer terkuat," kata Kim menurut Kantor berita Korea Utara KCNA yang melaporkan pada Rabu (13/1) ketika kongres Partai Buruh yang berkuasa ditutup setelah delapan hari diskusi kebijakan.
Sejak mengumumkan moratorium yang dideklarasikan pada pengujian nuklir dan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) dari 2018, Kim telah menyerukan untuk melanjutkan produksi senjata nuklir untuk persenjataannya. Korea Utara meluncurkan serangkaian rudal yang lebih kecil dan memperlihatkan ICBM terbesar di Korea Utara pada parade Oktober tahun lalu.
Kongres tersebut, yang berlangsung selama delapan hari di Pyongyang, adalah yang pertama sejak 2016. Kim mengatakan kepada kongres partai pekan lalu bahwa rencana ekonomi lima tahunnya gagal memenuhi tujuannya. Ia menyalahkan sanksi internasional serta krisis yang tidak terduga termasuk pandemi virus corona dan bencana alam.
Secara terpisah, saudara perempuan pemimpin dan anggota Komite Sentral partai, Kim Yo-jong, mengkritik militer Korea Selatan karena memantau parade di Pyongyang. Dikutip dari KCNA, langkah tersebut merupakan ekspresi dari pendekatan bermusuhan Selatan terhadap Utara.
Militer Korea Selatan mengatakan pada Senin (11/1) bahwa mereka telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Korea Utara mengadakan parade militer malam hari untuk kongres Partai Buruh yang berkuasa pada Ahad (10/1).