REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Arab Saudi mengecam keras persetujuan yang dilakukan Israel untuk membangun lebih banyak permukiman di Tepi Barat.
"Kami sangat mengutuk keputusan Israel untuk menyetujui pembentukan 800 unit permukiman baru di Tepi Barat. Kami mengulangi penolakan kategoris kami atas langkah ini, sebagai pelanggaran baru terhadap keputusan legitimasi internasional, ancaman bagi perdamaian, dan itu merusak upaya solusi dua negara," kata Kementerian Luar Negeri Saudi, dalam sebuah pernyataan dilansir di Saudi Gazette, Rabu (13/1).
Senin (11/1) lalu, Israel mengajukan rencana untuk membangun 800 rumah pemukim baru di Tepi Barat yang diduduki. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan langkah itu.
Mereka mengatakan rencana itu akan mencakup hadirnya 100 rumah di sebuah pemukiman, di mana seorang wanita Israel terbunuh bulan lalu, dalam serangan yang diduga dilakukan oleh seorang penyerang Palestina.
Israel merebut Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam perang 1967. Wilayah tersebut diinginkan Palestina sebagai bagian dari negara mereka di masa depan mereka.
Hampir 500.000 orang Israel tinggal di permukiman yang tersebar di Tepi Barat. Palestina memandang permukiman ini sebagai pelanggaran hukum internasional dan hambatan perdamaian. Penilaian ini didukung secara luas oleh dunia internasional.
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina lantas mengutuk pengumuman terbaru itu. Palestina menuduh Israel berpacu dengan waktu untuk membangun permukiman, sebelum Presiden Donald Trump meninggalkan jabatannya.