REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Buya Amirsyah Tambunan, menyambut positif soal penerbitan buku kumpulan khutbah Jumat tentang edukasi penanggulangan Covid-19. Menurutnya, edukasi penting dilakukan karena ada beberapa faktor.
"Ada dua. Pertama, semua pemangku kepentingan harus mengedukasi masyarakat agar lahir kesadaran kolektif untuk divaksin. Sehingga tidak ada paksaan untuk divaksin," tutur dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta itu, kepada Republika, Rabu (13/1).
Dengan demikian, lanjut Amirsyah, akan lahir kesadaran bersama di tengah masyarakat mengenai pentingnya mewujudkan kekebalan bersama untuk melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari bahaya wabah Covid-19. Selain itu, dia mengatakan, Kementerian Agama (Kemenag) dan organisasi kemasyarakatan (ormas) juga harus mengambil peran.
"Kemenag bersama ormas sudah saatnya bersinergi untuk melakukan edukasi dan sosialisasi agar memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya divaksin," ujar pria kelahiran Padang Gala-Gala 27 Mei 1963 ini.
Untuk itu, Amirsyah menyampaikan, MUI meminta kepada Kemenag untuk terus melakukan sosialisasi kepada ormas dan lembaga pendidikan Islam. Tak terkecuali pondok pesantren yang menurutnya juga perlu mendapat sosialisasi soal vaksin Covid-19.
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis, mengapresiasi inisiatif Kementerian Agama Kabupaten Rembang menerbitkan buku khutbah Jumat soal penanggulangan Covid-19. Namun dia memberikan catatan agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
"Ya itu inisiatif yang baik. Namun perlu lebih hati-hati soal materinya. Khawatir ada yang salah khususnya soal aspek sains dari vaksin," tutur pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok itu.
Karena itu, menurut Kiai Cholil, dalam tim penyusunan buku tersebut, harus ada orang yang memiliki kompetensi dan memahami tentang vaksin dan Covid-19. "Perlu ada orang yang mengerti tentang vaksin dan corona agar masyarakat lebih komprehensif memahaminya," ucapnya.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, sebagaimana dilansir di laman resmi Kementerian Agama, telah mendistribusikan buku khutbah Jumat dengan tema penanggulangan Covid19 ke 585 Masjid di Rembang. Masjid tersebut terdiri atas Masjid Jami', Masjid Besar maupun Masjid Agung.
Penerbitan buku ini merupakan tindak lanjut koordinasi dengan Forkompinda beberapa waktu lalu sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid19 di Kabupaten Rembang. Penerbitan buku ini bekerjasama dengan ormas agama, yaitu MUI, Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Rembang, Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang, PCNU Lasem dan PD Muhammadiyah Rembang.
Buku khutbah ini memiliki tebal 40 halaman dan berisi tentang himbauan-himbauan kepada muslimin untuk secara aktif turut menanggulangi Covid-19. Dengan peran aktif para khatib untuk memberikan ceramah kepada masyarakat, angka perkembangan pasien terpapar Covid di Kabupaten Rembang diharapkan semakin menurun hingga terbebas dari status zona merah. Selain itu juga mendoakan masyarakat yang terpapar Covid-19, baik yang masih sakit atau yang meninggal dunia.
Beberapa pengisi khutbah Jumat tersebut antara lain Ketua Umum MUI Kabupaten Rembang, KH. Muhammad Munib Muslich, Ketua MUI Kabupaten Rembang, KH. Atho'illah Muslim, Ketua PCNU Rembang, KH Achmad Sunarto, Ketua PD. Muhammadiyah Kabupaten Rembang, KH. Anshori Sholeh, Ketua PD DMI Kabupaten Rembang, KH. Musthofa, dan lainnya.