Rabu 13 Jan 2021 17:40 WIB

Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Bandung Penuh 90 Persen

Jika penularan di Kota Bandung tidak dapat dikendalikan, rumah sakit akan kewalahan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas medis beraktivitas di depan ruang Instalasi Gawat Darurat di RS Darurat Covid-19 Secapa AD, Jalan Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa (12/1). Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama TNI AD mengubah barak Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) menjadi RS Darurat Covid-19 yang memiliki daya tampung sekitar 180 pasien dan diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit rujukan di Jawa Barat yang saat ini tingkat keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 77,87 persen. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas medis beraktivitas di depan ruang Instalasi Gawat Darurat di RS Darurat Covid-19 Secapa AD, Jalan Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa (12/1). Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama TNI AD mengubah barak Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) menjadi RS Darurat Covid-19 yang memiliki daya tampung sekitar 180 pasien dan diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit rujukan di Jawa Barat yang saat ini tingkat keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 77,87 persen. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit bagi pasien Covid-19 sudah mencapai 90 persen lebih. Pasien Covid-19 bergejala sedang atau ringan diimbaunya melakukan isolasi mandiri.

"Keterisian rumah sakit untuk penanganan Covid-19 sudah di atas 90 persen sehingga rumah sakit tetap memberikan pelayanan tapi mengantre untuk masuk ke kamar dan seterusnya. Untuk itulah tanpa gejala ringan, sedang sebetulnya tidak perlu di rumah sakit," ujar Kadinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, Rabu (13/1).

Ia melanjutkan, imbauan tersebut perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat agar tidak semua pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit. Terlebih kondisi keterisian tempat tidur pasien Covid-19 sudah mencapai 90 persen lebih.

"Satu pemahaman bahwa tidak semua yang didiagnosa Covid-19 harus dirawat di rumah sakit," katanya. Ahyani menyebut bahwa sejak pertama kasus Covid-19 terdeteksi maka pelayanan terus ditingkatkan termasuk menambah jumlah tempat tidur.

"Dari pertama Covid-19 ditetapkan sampai sekarang sudah naik 400 persen. Di awal 300 tempat tidur sekarang 1.200 sekian disiapkan. Fasilitas kesehatan secara bertahap meningkat," katanya.

Namun, Ahyani mengungkapkan jika angka penularan tidak dapat dikendalikan maka rumah sakit akan kewalahan. Bahkan, saat ini Pemprov Jabar sedang menyiapkan tempat lainnya.

"40 persen rumah sakit di Bandung bukan hanya menangani pasien Kota Bandung," ungkapnya. Ia mengatakan, bagi yang tidak bergejala dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau yang disediakan oleh pemerintah di tingkat RT atau RW.

"Semua sudah penuh Covid-19 di atas 90 persen makanya sangat penting pencegahan jangan sampai ada kasus baru itu mengapa makanya ada PSBB, mengurangi orang ketemu orang mengurangi penyebaran supaya sistem kesehatan bisa pulih dulu ditata kembali," katanya.

Ia menambahkan, fokus penanganan Covid-19 adalah pencegahan. "Karena ini balapan, kasus baru dengan dengan penyediaan fasilitas kesehatan. Jadi fokus pencegahan jangan fokus di hilir penyediaan fasilitas kesehatan itu akan bobol terus," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement