Rabu 13 Jan 2021 17:39 WIB

Kesan Pesan Sekjen MUI Usai Jalani Vaksinasi Covid-19

Sekjen MUI berharap standar pelayanan vaksinasi seragam

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Buya Amirsyah Tambunan turut mendapatkan vaksinasi perdana di Istana Negara pada Rabu (13/1).
Foto: Dok Istimewa
Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Buya Amirsyah Tambunan turut mendapatkan vaksinasi perdana di Istana Negara pada Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Buya Amirsyah Tambunan turut mendapatkan vaksinasi perdana di Istana Negara pada Rabu (13/1). 

Amirsyah  mengatakan, dia mendapatkan pelayanan yang baik selama proses tersebut, dan berharap masyarakat akan mendapatkan hal yang serupa. 

Baca Juga

"Saya pribadi berjalan lancar terlayani dengan baik, berharap SOP ini diberlakukan semua para peserta yang akan disuntik, muncul rasa aman nyaman," kata dia pada Rabu (13/1). 

Amirsyah mengatakan, sebelum diberikan vaksin dia terlebih dahulu melakukan pendaftaran, kemudian diperiksa kesehatan tubuhnya, selanjutnya menerima suntikan. Setelah itu, ia diminta untuk menunggu hingga 30 menit untuk menyampaikan reaksi yang dia rasakan setelah pemberian vaksin. Amirsyah mengaku tidak ada keluhan usai divaksin.

Dia mengatakan, bagi penderita diabetes, jantung, ginjal tidak diperbolehkan untuk mengikuti vaksinasi. Selain itu, bagi mereka yang sudah pernah terkena covid-19 juga tidak bisa mengikuti pemberian vaksin. 

Di samping itu, menurut Amirsyah, penggunaan vaksin dapat dilakukan karena sudah halal dan thayyib. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan vaksin tersebut halal. Vaksin ini juga sudah medapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Halal dan tayib ini merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Dari Badan POM sudah melakukan kajian secara cermat, secara bersamaan MUI mengeluarkan fatwa halal, dan Kementerian Agama mengeluarkan sertifikat halal. Ini penting diberitahu karena vaksin harus jelas, clear, kehalalan dan tayib," ucap dia. 

Amirsyah turut mengutip Alquran surat Al-Baqarah ayat 168 terkait kehalalan ini: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."  

Dia menjelaskan, pada saat itu Amirsyah juga berdiskusi dengan dokter perihal vaksinasi, mereka yang tidak mendapatkan vaksin seharusnya memberikan apresiasi kepada orang-orang yang telah divaksin. 

Menurutnya, dibutuhkan cakupan 70 persen kelompok imunitas yang akan menjadi pengaman bagi mereka yang tidak ikut vaksin karena ada penyakit. 

Amirsyah mengungkapkan, vaksinasi harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh semua pihak, dan bersinergi bersama, serta tidak terkesan ada paksaan, namun ini merupakan sebuah kesukarelaan. 

"Ada kesadaran bahwa vaksin itu penting, untuk melindungi keluarga, masyarakat, dan untuk kemaslahatan. Covid-19 sudah 11 bulan, menimbulkan kesulitan perekonomian, untuk kembali ke normal masyarakat harus diajak bersama-sama, sehingga menciptakan kondisi masyarakat yang produktif," ucap Amirsyah. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement