REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Yusril Hasanudin, memiliki impian untuk kuliah di luar negeri sejak duduk di bangku SMA. Namun impian ini pupus lantaran orang tuanya tidak mengizinkan dia studi sarjana di Turki.
Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Yusril pun memilih menempuh pendidikan di UMM berkat saran kakaknya. Pilihan ini semakin kuat kala kakaknya mengatakan UMM memiliki kerja sama internasional yang cukup luas. "Laboratorium informatikanya juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan terbuka 24 jam untuk mahasiswa," ujar dia.
Yusril tak mengira akan pergi ke Polandia dengan beasiswa dari Erasmus Mundus pada 2021. Situasi pandemi membuat panitia memundurkan pengumuman dan keberangkatan para mahasiswa hingga tahun depan. Namun tiba-tiba Yusril mendapat kabar bahwa dia berhasil mendapatkan beasiswa dan akan pergi ke Lublin University of Technology Polandia dalam hitungan pekan.
Proses persiapan keberangkatan Yusril ke Polandia tak semulus yang dibayangkan. Asisten laboratorium Fakultas Teknik Informatika ini ternyata menemui berbagai kendala. Persiapan keberangkatan biasanya memerlukan waktu dua bulan untuk mengurus visa dan izin tinggal di Polandia.
"Selain itu harus menyiapkan hasil swab test. Namun dengan berbagai usaha yang telah saya lakukan, akhirnya semua dokumen dapat terselesaikan,” ungkap mahasiswa kelahiran Bali ini.
Usai melengkapi dokumen, Yusril harus menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk keberangkatan. Biaya keberangkatan memang ditanggung pihak Erasmus Mundus. Namun biaya ini baru bisa digunakan ketika dia sudah sampai di Polandia.
Yusril kembali harus menerima kenyataan saat dia tidak bisa berangkat bersama kedua temannya karena mereka kekurangan dokumen. Alhasil Yusril harus pergi ke Polandia seorang diri. Belum lagi jarak antara bandara di Polandia dan asramanya sangat jauh.
Berbekal Google Translate, anak bungsu dari tiga bersaudara ini mampu mencapai asrama dengan selamat. Saat ini, Yusril sedang menikmati masa perkuliahannya di Polandia. Bersama kedua temannya, Yusril ingin mempelajari berbagai macam hal baru yang kemudian membagikannya saat pulang nanti.