Rabu 13 Jan 2021 17:57 WIB

Pemkab Purbalingga Anggarkan Rp 68 Miliar Atasi Jalan Rusak

Anggaran sebesar itu sebenarnya dinilai masih belum mencukupi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Kendaraan melintas di jalan yang rusak.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Kendaraan melintas di jalan yang rusak.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Curah hujan tinggi yang terjadi pada musim penghujan tahun ini, menyebabkan cukup banyak ruas jalan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang mengalami kerusakan. Untuk itu, pada Tahun Anggaran (TA) 2021, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat mengalokasikan anggaran cukup besar.

''Dalam APBD 2021, dialokasikan anggaran Rp 68 miliar untuk menangani kerusakan infrastruktur jalan,'' jelas Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Purbalingga, Cahyo Rudiyanto, Rabu (13/1).

Menurutnya, anggaran sebesar itu sebenarnya dinilai masih belum mencukupi untuk kebutuhan perbaikan seluruh ruas jalan kabupaten yang rusak. Dengan panjang jalan kabupaten mencapai 881.087 km, dia menyebutkan dibutuhkan anggaran lebih dari Rp 100 miliar agar seluruh ruas jalan yang mengalami kerusakan bisa tertangani seluruhnya.

Kerusakan jalan yang cukup banyak tersebut, menurutnya, karena anggaran perbaikan jalan yang dialokasi pada tahun tahun anggaran 2020 hanya sebesar Rp 30 miliar. Sedangkan pada tahun anggaran 2021, baru dialokasikan anggaran cukup besar senilai Rp 68 miliar.

''Berkurangnya anggaran untuk perbaikan jalan ini, karena pada tahun anggaran 2020 dan 2021 masih dialokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19 yang cukup besar,'' ujar dia.

Dengan anggaran yang dinilai masih terbatas, Cahyo mengaku akan berupaya melakukan penanganan kerusakan jalan agar hasilnya bisa maksimal. Antara lain, kerusakan jalan yang masih masuk dalam kondisi ringan dan sedang maka dilakukan pemeliharaan rutin.

Menurutnya, kerusakan jalan yang terjadi di Purbalingga bukan hanya disebabkan minimnya anggaran yang dialokasi pada 2020. Tapi juga karena faktor tingginya curah hujan pada musim penghujan kali ini. ''Hujan yang terus menerus turun, mengakibatkan kerusakan jalan naik empat kali lipat dibandingkan kondisi cuaca normal,'' jelasnya.

Bahkan dia menyebutkan, hujan juga mengakibatkan upaya perbaikan jalan rusak seperti penambalan lubang jalan, tidak bisa berlangsung maksimal. ''Karena aspal yang digunakan memakai aspas panas, maka proses pembakarannya menjadi lama. Selain itu, lubang jalan yang akan ditambal uga harus dikeringkan lebih dulu,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement