REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI--Kondisi kesehatan ibu hamil dan balita harus tetap diperhatikan meski berada di tengah pandemi Covid-19. Mengenai hal ini, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas meminta para kader terus bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi."Terutama dalam program peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)," kata Ipuk saat melakukan kunjungan ke Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Menurut Ipuk, program Posyandu di masyarakat telah dihentikan sementara selama masa pandemi Covid-19. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko penularan virus yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut. Meski demikian, Ipuk meminta kader PKK tetap memperhatikan kondisi ibu hamil dan balita selama Posyandu dihentikan.
Kader PKK bersama Posyandu harus memantau semua potensi yang bisa mengakibatkan risiko pada kehamilan dan melahirkan. Pemantauan ini harus dilakukan sejak dini dan dipantau secara rutin. "Meski tidak harus melakukan pertemuan secara berkumpul, kita bisa gunakan teknologi untuk memonitor, termasuk pula kondisi balita,” ucap dia dalam keterangan pers, Rabu (12/1).
Selain itu, kondisi balita juga harus menjadi atensi khusus Pemkab Banyuwangi. Upaya ini penting dilakukan karena bagian dari investasi untuk mencetak SDM yang unggul di masa depan. Untuk itu, berbagai program yang berorientasi pada pendampingan ibu hamil dan balita harus tetap dijalankan dengan berbagai kiatnya. “Jangan sampai masalah ini kita abaikan di tengah pandemi sekarang. Ini akan berdampak pada masa depan kita,” kata Ipuk.
Saat ini, kata Ipuk, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi tengah mewacanakan pembukaan kembali program Posyandu. Hal ini seiring dengan proses vaksinasi yangdijalankan pemerintah. Hal yang pasti, kajian ini tetap memperhitungkan segala kemungkinan dan dampaknya.
Ipuk menegaskan, hal yang dilakukan kader PKK merupakan bagian upaya menekan angka kematian ibu dan bayi selama masa pandemi. Selama Posyandu belum aktif, kader PKK harus pro aktif untuk aktif menjaga kesehatan ibu hamil.
Di kesempatan lain, Kepala Dinkes Widji Lestariono mengaku, pihaknya memang tengah melakukan kajian untuk mengaktifkan kembali Posyandu yang sempat terhenti selama pandemi. Jika Posyandu aktif kembali, seluruh elemen harus memperhatikan dan mempertimbangkan pelaksanaannya dengan protokol kesehatan yang ketat. Terlebih selama ini sejumlah Puskesmas telah melakukan pelayanan jemput bola vaksinasi balita ke rumah warga.