REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Muradi menyarankan calon tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo, yang saat ini menjabat Kabareskrim Polri, segera melakukan konsolidasi internal sebelum dilantik oleh Presiden Joko Widodo. Muradi mengatakan terdapat tiga hal yang harus dilakukan Komjen Sigit untuk melakukan konsolidasi internal Polri.
“Pertama, kemaskan ‘faksi-faksi’. Orang-orang itu harus diakomodir. Akomodir bisa tiga hal, yakni posisi jabatan, akses, dan kesempatan. Itu saya kira perlu dibuka oleh Pak Sigit agar iramanya sama di internal,” ujar Muradi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/1).
Kedua, kata Muradi, kepala Bareskrim Polri itu harus memiliki karakteristik program yang berbeda dari sebelumnya. Dia menyarankan agar Listyo menjalankan program yang selaras dengan visi misi Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2019-2024, yakni penegakan hukum, pemeliharaan keamanan, dan ketertiban masyarakat.
“Ini saya kira perlu menjadi isu utama yang harus seirama dengan visi Presiden. Saya kira dengan kedekatan secara psikologis, Pak Sigit bisa memahami konteks itu,” ujar dia pula.
Ketiga, Listyo harus mengakomodir harapan publik. Muradi mengatakan jenderal bintang tiga tersebut harus bisa lebih mengintegrasikan antara ritme kerja dan harapan publik.
“Saya kira dengan rekam jejak yang beliau punya akan mampu memberikan visi misi Presiden dalam operasional teknis kepolisian. Beliau dekat dengan Presiden secara personal dan sering diskusi. Itu saya kira nilai tambah untuk menjernihkan polisi,” kata dia lagi.
Presiden Jokowi telah mengajukan nama Listyo ke DPR RI sebagai calon tunggal Kapolri. "Surpres telah kami terima yang mana Bapak Presiden mengajukan usulan pejabat Kapolri yang akan datang dengan nama tunggal yaitu Bapak Listyo Sigit Prabowo yang saat ini menjabat Kabareskrim di Polri," kata Ketua DPR RI Puan Maharani.