Kamis 14 Jan 2021 01:25 WIB

BMKG Pasang Sistem Peringatan Dini Lokasi Longsor Sumedang

Sistem peringatan dini dipasang untuk mengantisipasi longsor susulan

Recuers mencari korban longsor yang melanda sebuah desa di desa Cihanjuang, Jawa Barat, Indonesia, Selasa, 12 Januari 2021. Sejumlah orang tewas dan terluka dalam longsor yang dipicu oleh hujan deras pada hari Minggu di desa di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Beberapa korban merupakan penyelamat dari bencana longsor sebelumnya.
Foto: AP/Algi Febri Sugita
Recuers mencari korban longsor yang melanda sebuah desa di desa Cihanjuang, Jawa Barat, Indonesia, Selasa, 12 Januari 2021. Sejumlah orang tewas dan terluka dalam longsor yang dipicu oleh hujan deras pada hari Minggu di desa di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Beberapa korban merupakan penyelamat dari bencana longsor sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memasang sistem peringatan dini di lokasi longsor Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, guna mengantisipasi longsor susulan.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan sistem peringatan dini itu memadukan antara seismograf yang mendeteksi gerakan tanah dengan alat pengukur tingkat intensitas hujan.

"Jika curah hujan sangat tinggi melebihi ambang batas (ekstrem), BMKG Bandung akan memberikan informasi ke pihak Basarnas atau pun BPBD Sumedang untuk waspada dan siaga," kata Rahayu, Rabu.

Begitu juga ketika ada getaran yang terus menerus dan signifikan, maka pihaknya akan memberikan peringatan (warning) terkait hal tersebut ke pihak berwenang di lokasi kejadian," tambahnya.

Dalam pemasangan alat tersebut,BMKG telah menurunkan tiga personel ke lokasi longsor yang telah menelan belasan korban jiwa itu.

Adapun selain memasang sistem peringatan dini, Rahayu mengatakan BMKG juga turut menyalurkan bantuan dana sosial kepada masyarakat yang terdampak longsor tersebut. "Pemantauan ini dilakukan sekaligus dengan pemasangan TDS, serta penakar hujan manual di lokasi longsor. Selain itu, juga dilakukan penyaluran dana sosial dari pegawai Stasiun Geofisika Bandung," kata dia.

Sejauh ini, Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) gabungan memang cukup mengalami kesulitan ketika melakukan pencarian korban.

Pasalnya selain medan tanah longsoran yang tidak mudah, cuaca hujan juga dapat berpotensi menimbulkan longsor susulan."Karena memang kondisi kontur tanah seperti bubur sehingga menyulitkan evakuasi, kita harus hati-hati," kata Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah di lokasi longsor.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement