REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Salah satu unit Sinovac Biotech dapat menggandakan kapasitas produksi tahunan vaksin CoronaVac menjadi satu miliar dosis pada Februari, kata ketua grup tersebut, Rabu (13/1). Lebih dari tujuh juta dosis vaksin CoronaVac, salah satu dari tiga yang telah terdaftar dalam program vaksinasi darurat China, sejauh ini telah disuplai ke daerah-daerah termasuk kota Beijing dan provinsi Guangdong, kata direktur Sinovac Biotech Yin Weidong dalam sebuah konferensi pers.
Kala fase pertama dari lini produksi Sinovac Life Sciences yang telah ada dapat membuat 500 juta dosis CoronaVac dalam satu tahun, yang lain dengan kapasitas tahunan 500 juta dosis dapat beroperasi pada Februari, kata Yin.
Para peneliti di Brasil pada hari Selasa (12/1) merilis data kemanjuran baru untuk vaksin tersebut, yang menunjukkan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dari lokasi uji coba di tiga negara. Menurut Yin, uji coba di berbagai negara dirancang berbeda, tetapi dosis CoronaVac yang diuji berasal dari kelompok yang sama.
"Hasil uji klinis Tahap III ini cukup untuk membuktikan bahwa keamanan dan efektivitas vaksin CoronaVac di seluruh dunia baik," kata Yin.
Selain Malaysia, vaksin Sinovac ini juga digunakan di Indonesia, Brasil, Turki, Cile, dan Filipina. Khusus Brasil dan Turki, vaksin Sinovac juga menjalani uji klinis tahap 3 di dua negara tersebut.
Sejauh ini China telah memberikan lebih dari 10 juta dosis Covid-19, kata Wang Bin, seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional, kepada wartawan.
Ketika data uji klinis dan pasokan vaksin meningkat, negara itu secara bertahap akan memasukkan mereka yang berusia di atas 60 tahun ke dalam skema vaksinasi, yang saat ini difokuskan pada orang berusia antara 18-59 dalam kelompok prioritas dengan risiko infeksi yang lebih tinggi, kata Wang, tanpa memberikan garis waktu yang jelas.