REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hamas melarang pasien Palestina pergi ke rumah sakit lapangan yang dibuka badan amal Amerika Serikat. Hal ini sebagai bentuk protes kepada Amerika Serikat dan Hamas juga menyebut layanan di RS itu tidak memadai.
Rumah sakit badan amal Amerika Serikat, yang terletak di tanah tak bertuan di sepanjang perbatasan Israel, dimaksudkan untuk mendukung sistem kesehatan yang kewalahan di daerah kantong yang diblokade.
Petugas medis mengakses lokasi tersebut dari Israel, sementara pasien harus menyeberang melalui pos pemeriksaan yang dikelola Hamas untuk mencapai daerah tersebut.
Ide rumah sakit itu muncul di bawah gencatan senjata informal antara Israel dan Hamas untuk mengurangi kondisi hidup yang mengerikan dan mencegah kekerasan lintas perbatasan lebih lanjut, seperti dilansir dari AP News, Kamis (14/1).
Awalnya, Hamas dan Israel melihat minat yang sama dalam proyek tersebut. Sistem kesehatan Gaza yang membebani telah dihancurkan oleh blokade Israel-Mesir selama bertahun-tahun yang dimaksudkan untuk mengisolasi Hamas, konflik, dan perpecahan antar-Palestina.
Kelompok Kristen evangelis FriendShips, yang diam-diam membangun rumah sakit tenda "Kamp Gaza" selama satu setengah tahun terakhir. Mereka mengatakan pekan ini siap menerima pasien, dan dengan cemas menunggu koordinasi pasien dari Kementerian Kesehatan di Gaza.
Tetapi Kemenkes di Gaza menyampaikan tidak akan mengirim pasien, dan mengeklaim rumah sakit tidak memberikan layanan yang dijanjikan.
"Kami telah menyimpulkan bahwa tanpa menawarkan layanan yang dibutuhkan, kerjasama dengan rumah sakit baru tidak diinginkan. Itu tidak memberikan layanan yang kami harapkan saat ide itu dibahas," kata Abdeltaif al-Hajj, kepala kerjasama internasional.
Pihak Palestina ingin rumah sakit menyediakan kemoterapi, perawatan penyakit darah dan perawatan lain yang tidak tersedia di Gaza. Pasien yang membutuhkan layanan ini harus mencari pengobatan di Israel atau Tepi Barat melalui sistem perizinan yang rumit. Sebaliknya, al-Hajj mengatakan pihaknya menawarkan layanan yang sudah tersedia di Gaza, yang disebutnya mengecewakan.
Ran Ichay, konsultan FriendShips, mengatakan selain perawatan keluarga rawat jalan, pusat tersebut akan memberikan perawatan gigi dan perawatan mental untuk saat ini.
Namun dia mengatakan lebih banyak staf relawan diharapkan pada Mei dan langkah selanjutnya adalah onkologi dan reumatologi. Dia mengatakan kelompok tersebut berencana untuk mengoperasikan rumah sakit tersebut selama 10 tahun.