REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemimpin tertinggi Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) dan badan investigasi FBI tidak muncul dalam konferensi pers (konpers) mengenai penyerbuan ke Capitol Hill. Sebagian besar pemimpin-pemimpin penegak hukum AS adalah loyalis Donald Trump.
Direktur FBI Chis Wray dan pelaksana tugas Jaksa Agung Jeff Rosen tidak muncul dalam konferensi pers gabungan mengenai penyerangan pendukung Trump ke Gedung Kongres pekan lalu. Mereka juga tidak menyampaikan perkembangan terbaru mengenai kasus-kasus yang diselidiki dalam peristiwa yang menewaskan lima orang itu.
Hilangnya mereka dari hadapan publik cukup mengejutkan mengingat banjirnya serangan dan perhatian pada penegak hukum dalam penyerbuan tersebut. Karena Wray dan Rosen tidak muncul maka tidak ada pejabat tinggi yang menjawab pertanyaan wartawan atau memastikan keamanan pada publik.
Pemimpin FBI dan Departemen Kehakiman diharapkan lebih sering naik podium di masa-masa yang lebih konvensional. Namun sejumlah mantan pejabat mengatakan mereka bersimpati pada Wray dan Rosen mengingatkan perilaku presiden yang berubah-ubah dan dakwaan khusus yang bermuatan politis.
"Jika sekarang saya berada di posisi Jeff Rosen, saya tidak akan berpikir bagaimana caranya saya tampil tapi bagaimana cara bisa bekerja dengan efektif dan menyerahkan berkas-berkas tuntutan ke pemerintahan selanjutnya," kata mantan jaksa agung pemerintahan Bill Clinton, Stuart Gerson, Kamis (14/1).
Rosen dan Wray dikenal tidak banyak tampil di hadapan publik dan mereka bisa lebih terlihat dalam beberapa hari atau pekan ke depan. Namun saat ini wajah Departemen Kehakiman AS diwakili pelaksana tugas Jaksa Agung Washington, Michael Sherwin sementara FBI diwakili kepala operasi lapangan Washington, Steven D’Antuono.
Selasa (12/1) lalu tidak ada yang mendampingi mereka dalam konferensi pers untuk mengumumkan pembentukan gugus tugas yang menyelidiki dakwaan penghasutan. Dalam konferensi pers itu, mereka juga yang memperingatkan ancaman potensi kekerasan.
Pejabat yang mengawasi langsung sebuah penyelidikan biasanya menjadi pembicara utama konferensi rutin tapi mereka kerap didamping petinggi departemen. Hal ini biasa terjadi terutama dalam penyelidikan yang menarik perhatian publik dan peristiwa yang terjadi di Washington.
Kondisi itu terjadi pada Rabu (13/1) kemarin. Rosen menyampaikan pidatonya yang berdurasi empat menit melalui rekaman video yang dirilis Departemen Kehakiman pukul 24.01 waktu setempat.
Ia mengatakan penyerbuan tersebut 'tidak dapat ditoleransi dan peristiwa yang tragis'. Ia berjanji untuk meminta pertanggungjawaban dari para perusuh. Rosen belum pernah berbicara dengan wartawan Departemen Kehakiman sejak diangkat sebagai pelaksana tugas bulan lalu.
Juru bicaranya merilis tiga pernyataan atas namanya mengenai kerusuhan di Capitol Hill dan kematian satu orang petugas polisi dalam kejadian tersebut. Juru bicara Departemen Kehakiman Marc Raimondi mengatakan departemennya mengeluarkan informasi dalam jumlah 'signifikan'.
"Ini sepenuhnya konsisten dengan cara Departemen Kehakiman merilis informasi usai insiden," katanya.