Kamis 14 Jan 2021 14:54 WIB

Korban Longsor Sumedang Dapat Ganti Rumah

Sebanyak 224 keluarga korban longsor Sumedang bakal direlokasi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi lokasi bencana longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (14/1). Pemerintah memastikan seluruh korban bencana longsor Sumedang akan direlokasi secara permanen dan mendapatkan penggantian rumah.
Foto: istimewa
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi lokasi bencana longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (14/1). Pemerintah memastikan seluruh korban bencana longsor Sumedang akan direlokasi secara permanen dan mendapatkan penggantian rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Sebanyak 224 keluarga korban longsor Sumedang bakal direlokasi secara permanen ke wilayah yang lebih aman. Pemerintah akan menyediakan kompensasi berupa satu unit rumah untuk masing-masing keluarga yang menjadi korban bencana yang terjadi pada Sabtu (9/1) tersebut.

"Secara prinsip, pemerintah melalui (Kementerian) PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) akan membantu merelokasi, tanahnya akan disiapkan oleh pemda," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat mengunjungi lokasi longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/1).

Baca Juga

Menurut Basuki, warga akan segera direlokasi secara permanen setelah proses evakuasi yang dilakukan Basarnas selesai. Sampai saat ini, proses evakuasi terhadap warga yang tertimbun masih terus dilakukan. Kementerian PUPR pun membantu mengirimkan ekskavator dan alat berat lainnya untuk membantu proses evakuasi.

Basuki melanjutkan, Kementerian PUPR sudah mengidentifikasi jumlah rumah yang terkena dampak bencana longsor. Berdasarkan peta geologi, total ada 224 rumah yang terdampak yang terdiri dari 132 unit rumah di bagian atas (perumahan) dan 92 unit rumah di bagian bawah (dusun). Para keluarga di 224 rumah inilah yang nantinya akan direlokasi secara permanen ke lokasi lain di desa sekitar.

Saat ditanya apakah 224 keluarga yang direlokasi tersebut akan mendapatkan penggantian masing-masing satu unit rumah, Basuki pun membenarkan. "Oh iya, siapa yang mau kena bencana, kan gak ada," ujar dia.

Khusus untuk 132 rumah yang berada di perumahan, Basuki menyatakan, pemerintah akan lebih dulu berkoordinasi dengan pihak pengembang untuk penyelesaian masalah bank dan perizinan perumahan tersebut. Menteri pun meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang agar mengevaluasi secara keseluruhan izin-izin perumahan yang ada, terutama perumahan yang berada di zona merah bencana.

"Ini daerah rawan semua, (izinnya) harus keras tapi tetap harus bijak. Dilihat semua, jangan sembrono," kata Basuki.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman menyatakan, sebanyak 224 rumah yang sudah ditetapkan masuk ke dalam zona merah bencana tidak boleh lagi ditempati warga. Sejauh ini, sebanyak 92 kepala keluarga yang berada di Dusun Bojong Kondang yang menjadi fokus relokasi.

"Dan nanti akan dibantu oleh pemerintah, presiden. Pak Menteri sudah menyampaikan untuk pembangunannya dari kementerian, untuk tanahnya insya Allah itu jadi tanggung jawab pemerintah kabupaten," kata Herman.

Dia menambahkan, penentuan titik relokasi akan dilakukan dengan kerja sama dengan desa-desa yang ada di Kecamatan Cimanggung. "Setiap desa kan ada tanah kas desa dan kita coba manfaatkan itu dengan catatan tanah kas desanya aman dari longsor maupun banjir," ujar Herman.

Mengenai proses evakuasi, Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah menerangkan, tim kembali berhasil menemukan dan mengangkat satu jenazah berkelamin laki-laki pada Kamis (14/1) pagi. 

Dengan demikian, total sudah ada 18 jenazah yang berhasil dievakuasi tim Basarnas. Adapun jumlah warga yang diperkirakan masih berada di dalam timbunan tanah ada 22 orang.

"Kita akan maksimalkan (evakuasi) semua korban yang masih tertimbun hari ini. Kita bersama tim yang tergabung akan melakukan yang terbaik bagi korban," ujar Deden.

Dia melanjutkan, sesuai prosedur penanganan bencana, proses pencarian dan evakuasi korban akan terus dilakukan sampai hari ke tujuh bencana. Keputusan kelanjutan evakuasi akan ditentukan setelah hari ke tujuh selesai. "Semoga di hari ke enam ini kita bisa maksimal dan harapannya bisa ketemu semua," kata Deden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement