Kamis 14 Jan 2021 16:00 WIB

JK Nilai Syekh Ali Jaber Ulama Berdedikasi Tinggi

Syekh Ali Jaber dinilai JK berdedikasi tinggi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
JK Nilai Syekh Ali Jaber Ulama Berdedikasi Tinggi. Foto: Syekh Ali Jaber (Ilustrasi)
Foto: Republika
JK Nilai Syekh Ali Jaber Ulama Berdedikasi Tinggi. Foto: Syekh Ali Jaber (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya ulama ternama Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber di RS Yarsi Jakarta pada Kamis (14/1). Syekh Ali Jaber sebelumnya telah dirawat sejak akhir Desember 2020.

Menurut JK, kepergian Syekh Ali Jaber merupakan kehilangan besar bagi umat Islam di Indonesia. Mengingat almarhum Syekh Ali Jaber semasa hidupnya memiliki dedikasi yang cukup tinggi.

Baca Juga

 

"Almarhum telah berdakwah dari mesjid ke mesjid di seluruh Indonesia,” kata JK melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Kamis (14/1).

JK mengatakan, dalam berdakwah di berbagai masjid serta pengajian, Syekh Ali Jaber menyampaikan dakwah secara teduh, sejuk bahkan santun. Almarhum selalu mengajak umat ke jalan yang benar.

"Tentunya kita semua berduka cita atas wafatnya ulama besar dan ternama, Syekh Ali Jaber. Kepergiannya merupakan suatu kehilangan yang besar bagi umat Islam di Indonesia," ujar JK.

Dengan aksen dan bahasa Indonesia yang baik, wajah Syekh Ali Jaber, yang bersahaja juga sangat akrab dengan pemirsa Indonesia yang rutin mengisi acara acara religius di televisi nasional. Dakwah dan pesan pesan kebaikannya kerap kali viral di sosial media, sehingga sosoknya begitu dekat dengan umat.

Sebelumnya Syekh Ali Jaber meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1) sekitar pukul 08.30 - 09.00 WIB. Pendakwah asal Madinah ini akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Qur'an (Daqu). Pendiri Daqu, Ustaz Yusuf Mansur mengkonfirmasi rencana tersebut.

photo
Infografis Kiprah Syekh Ali Jaber - (Republika)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement