Kamis 14 Jan 2021 16:22 WIB

Tim Investigasi Virus Corona dari WHO Tiba di China

Tim dari WHO akan dikarantina dulu dua pekan sebelum memulai investigasi virus corona

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Anak-anak yang mengenakan masker pelindung wajah menunggu di bus untuk dijemput oleh orang tua mereka setelah mereka tiba dari taman kanak-kanak, di Wuhan, China, 31 Desember 2020 (dikeluarkan 01 Januari 2021). Kehidupan di Wuhan, kota di China berpenduduk lebih dari 11 juta, yang hampir setahun lalu menjadi episentrum wabah virus corona, kembali normal.
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Anak-anak yang mengenakan masker pelindung wajah menunggu di bus untuk dijemput oleh orang tua mereka setelah mereka tiba dari taman kanak-kanak, di Wuhan, China, 31 Desember 2020 (dikeluarkan 01 Januari 2021). Kehidupan di Wuhan, kota di China berpenduduk lebih dari 11 juta, yang hampir setahun lalu menjadi episentrum wabah virus corona, kembali normal.

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Tim ilmuwan internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal virus corona sudah tiba Wuhan, China. Kelompok itu tiba pada Kamis (14/1) dini hari dengan penerbangan dari Singapura dan akan menjalani karantina mandiri selama dua pekan.

Mereka dijadwalkan untuk tiba pada awal bulan ini tapi China menunda kedatangan mereka. Penundaan itu mendorong Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Gheybreyesus mengungkapkan kekecewaannya pekan lalu.

Baca Juga

Tim itu meninggalkan bandara melalui terowongan plastik yang diperuntukan bagi orang yang datang dari luar negeri. Mereka dikawal oleh setengah lusin staf yang memakai alat pelindung diri.

Para ilmuwan tidak berbicara pada wartawan yang hadir di bandara. Namun mereka sempat melambaikan tangan dan memfoto media saat berada di dalam bus.

Amerika Serikat (AS) menuduh China menyembunyikan data yang sebenarnya di awal wabah. Mereka mendorong penyelidikan 'transparan' yang dipimpin WHO dan mengkritik kunjungan tim ilmuwan tersebut.

Tim ilmuwan WHO itu tiba saat China diterpa gelombang baru virus corona di bagian timur laut negara itu. Kondisi ini terjadi setelah China sempat berhasil menahan penyebaran virus corona di dalam negeri selama berbulan-bulan.

Juru bicara WHO mengatakan misi tersebut dipimpin pakar penyakit lintas spesies WHO Peter Ben Embarek yang melakukan penelitian awal pada Juli lalu. Anggota tim, biolog Vietnam Hung Nguyen, mengatakan ia tidak memprediksi China akan membatasi kerja timnya.

Namun ia memprediksi mungkin mereka tidak mendapatkan jawaban yang jelas. Hung mengatakan usai menjalani karantina selama dua pekan, tim ilmuwan WHO akan mewawancarai orang-orang di pusat penelitian, rumah sakit, dan pasar ikan di Wuhan. Tempat-tempat itu diyakini sebagai titik awal pandemi virus corona.

Pekan lalu Tedros mengungkapkan kekecewaannya karena China belum mengizinkan tim ilmuwan WHO masuk. Misi tersebut sudah lama direncanakan. Namun Senin (12/1) lalu China sudah mengizinkan tim tersebut masuk.

"Apa yang ingin kami lakukan dengan tim internasional dan mitra dari China adalah kembali ke lingkungan Wuhan, mewawancara ulang secara mendalam kasus-kasus awal, mencari kasus lain yang tak terdeteksi pada saat itu, dan mencoba untuk melihat apakah kami dapat mendorong sejarah kasus pertama," kata Ben Embarek pada November lalu.

Melalui media yang dikelola pemerintah, China berusaha membuat narasi virus tersebut sudah muncul di luar negeri sebelum terdeteksi pertama kali di Wuhan. Mereka menggunakan fakta virus dapat diimpor melalui makanan beku dan jurnal ilmiah yang mengeklaim virus sudah terbesar di Eropa sejak 2019.

"Di sini kami mencari jawaban yang mungkin akan menyelamatkan kami di masa depan, bukan tersangka dan bukan orang yang harus disalahkan," kata pakar kedaruratan WHO Mike Ryan pekan ini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement