Kamis 14 Jan 2021 20:30 WIB

Uni Afrika Beli 270 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Menurut CDC Afrika, sebanyak 1,5 miliar dosis diperlukan untuk vaksinasi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria melihat melalui celah tenda ketika seorang wanita menyaksikan pekerja kesehatan menjelaskan proses mengumpulkan sampel untuk pengujian virus corona, selama kampanye penyaringan dan pengujian yang bertujuan untuk memerangi penyebaran COVID-19 Diepsloot, utara di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat, 8 Mei 2020.
Foto: AP/Themba Hadebe
Seorang pria melihat melalui celah tenda ketika seorang wanita menyaksikan pekerja kesehatan menjelaskan proses mengumpulkan sampel untuk pengujian virus corona, selama kampanye penyaringan dan pengujian yang bertujuan untuk memerangi penyebaran COVID-19 Diepsloot, utara di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat, 8 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Uni Afrika mengumumkan telah membeli 270 juta dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson. Vaksin akan didistribusikan ke negara-negara di benua tersebut untuk proses vaksinasi.

Ketua Uni Afrika Cyril Ramaphosa mengungkapkan perjanjian pembelian vaksin dinegosiasikan oleh African Vaccine Acquisition Task Team yang dibentuk Uni Afrika. Dia mengatakan setidaknya 50 juta dosis akan tersedia pada April hingga Juni mendatang. Sementara sisanya diberikan sebelum akhir 2021.

Baca Juga

“Sejak awal pandemi ini, fokus kami sebagai benua adalah pada kolaborasi dan upaya bersama. Kami berpegang teguh pada prinsip bahwa tidak ada negara yang harus ditinggalkan," kata Ramaphosa pada Rabu (13/1).

Pembelian vaksin tersebut akan melengkapi 600 juta dosis yang diharapkan tersedia untuk Afrika dari Covax dan Gavi Vaccine Alliance. Covax adalah sebuah program yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Misinya adalah menyediakan 20 persen vaksin Covid-19 gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah.

Sementara Gavi Vaccine Alliance bertujuan membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk mendapatkan akses ke vaksin. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, pembelian dan jatah dari Covax akan memberi benua tersebut lebih dari setengah vaksin yang dibutuhkan.

Benua Afrika berupaya memvaksinasi sekitar 780 juta orang. Jumlah itu mewakili 60 persen dari populasi 1,3 miliar jiwa. Menurut CDC Afrika, sebanyak 1,5 miliar dosis diperlukan untuk vaksinasi, dengan asumsi setiap individu menerima jatah dua dosis. Kampanye vaksinasi itu diperkirakan akan menelan biaya 10 miliar dolar AS.

Oleh sebab itu Uni Afrika berharap donor internasional dapat memastikan ada lebih banyak vaksin tersedia melalui program Covax. Dengan jatah yang diberikan Covax, beban utang baru di negara-negara Afrika bisa diminimalisasi.

“Mengingat sifat ganas dari pandemi Covid-19, jelas bahwa ancaman terhadap satu bangsa dan benua adalah ancaman bagi semua. Untuk berhasil memberantas ancaman global penyakit ini, sangat penting bahwa mayoritas warga dari semua negara mendapatkan akses yang mendesak dan adil ke vaksin Covid-19 sesegera mungkin," kata Uni Afrika.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement