REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Newcastle United mendapatkan libur setelah kekalahan dari Sheffield United pada Rabu (13/1) dini hari WIB. Kekalahan tersebut memang menghantui posisi dari manajer Newcastle, Steve Bruce.
Bruce sudah mengonfirmasi bahwa tetap berada di posisinya dalam tim meskipun timnya hampir mendekati zona degradasi dengan berada di posisi 15 klasemen sementara. Namun desakan soal pemecatan dirinya muncul di publik. Dilansir dari laman Chronicle Live, Kamis (14/1) nasib Bruce ada di tangan pemilik Newcastle, Mike Ashley.
Selama ini, Bruce tidak pernah mempermasalahkan kesulitan keuangan yang dihadapi klub untuk perekrutan pemain. Namun tiga pertandingan Newcastle berikutnya tentu akan menambah kecemasan penggemar soal nasib tim. Karena Newcastle akan menghadapi Arsenal, Leeds dan Everton.
Ashley sendiri tengah absen dalam mengatur klub dan membiarkan rekannya, Justin Barnes dan Keith Bishop mengawasi klub. Namun Barnes dan Bishop pun harus berhati-hati karena saat ini Ashley masih ingin menjual klub ke Arab Saudi maupun ke Rueben bersaudara dan Amanda Staveley.
Namun jika Newcastle gagal bertahan di Liga Premier, tentu nasib klub akan semakin tidak jelas. Apalagi saat ini Liga Premier dan klub tengah menantikan hasil kasus arbitrase untuk melanjutkan proses penjualan klub.
Klub pun berada di tengah kesulitan karena meski kurangnya penonton di stadion justru membuat ketegangan di sosial media. Penggemar tidak puas atas kinerja Bruce dan meminta perubahan dalam tim.
Namun Ashley perlu mengeluarkan banyak dana untuk memecat Bruce dan mencari pengganti yang bisa memuaskan penggemar. Newcastle pun harus memastikan apakah manajer baru nantinya bisa mempertahankan posisi Newcastle di Liga Primer Inggris.
Di balik permasalahan itu, Bruce tentu tetap meyakinkan penggemar dan klub untuk tetap melanjutkan pekerjaannya. Dengan tentunya membuktikan bahwa Newcastle tetap bertahan di Liga Primer Inggris.